Sesudah kami dengan susah payah melewati tanjung itu, sampailah kami di sebuah tempat bernama Pelabuhan Indah, dekat kota Lasea. (Kis. 27:8)
Desa Kaloi Limenes terletak di pulau Kreta, pulau terbesar di Yunani. Letaknya yang berada di selatan pulau, menjadikan Kaloi Limenes berhadapan langsung dengan Laut Mediterania atau Laut Tengah. Pada masa lalu, laut tersebut adalah jalur tersibuk yang menghubungkan Mesir, Timur Tengah, Yunani, dan wilayah Romawi. Di desa Kaloi Limenes ini, kapal-kapal akan berlabuh untuk mengisi perbekalan maupun bahan bakar. Kaloi Limenes atau “Pelabuhan Indah” inilah yang menjadi persinggahan kapal tumpangan Paulus. Paulus sedang berlayar menuju kota Roma; ia adalah tawanan yang hendak naik banding kepada kaisar.
Pelayaran itu bukanlah pelayaran yang mudah. Angin dan ombak menerjang kapal, sehingga kapal berlayar menyusuri pinggiran tanpa berani ke tengah Laut Mediterania. Dalam amukan angin, kapal berhasil menuju pulau Kreta, menghindari gugusan pulau-pulau kecil yang tersebar di selatan Yunani hingga kemudian, kapal itu berlabuh di Pelabuhan Indah. Menurut para awak kapal, pelabuhan itu bukan tempat untuk menetap lama. Di situ, mereka hanya beristirahat sejenak untuk kemudian berlayar kembali.
Saat angin dan ombak menerjang “kapal kehidupan” kita, percayalah bahwa Tuhan menyediakan “pelabuhan- pelabuhan indah” sehingga kita dapat beristirahat sejenak, melepaskan kepenatan, mengisi perbekalan, untuk kemudian siap kembali berlayar. [Pdt. Novita Sutanto]
REFLEKSI:
Dalam badai hidup, Tuhan menyediakan “pelabuhan indah” bagi kita.
Ayat Pendukung: Mzm. 66:8-20; Kej. 6:5-22; Kis. 27:1-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.