Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. (1Ptr. 1:8)

Kita tidak dapat melihat sinyal telepon seluler. Tetapi, sinyal itu ada dan memberi dampak bagi tersedianya sarana informasi dan komunikasi bagi kita. Apa yang tidak mampu ditangkap oleh indera kita dengan sempurna, bukan berarti tidak ada dan tidak berkuasa. Namun, kita mesti jujur bahwa terkadang kita sangat mengutamakan penalaran melalui indera semata dan lupa untuk menggunakan ketenangan hati, serta keutuhan dalam memberi makna yang baik, khususnya jika terkait dengan kehidupan beriman.

Rasul Petrus memberikan apresiasi kepada setiap orang yang mau bertumbuh di dalam iman. Bukti pertumbuhan iman yang paling jelas ialah pada saat seseorang berani memercayakan diri kepada kuasa kasih Tuhan di dalam berbagai kondisi. Walaupun belum tampak ada hal baik di depan mata, tetapi orang yang bertumbuh di dalam iman bersedia menjalani proses untuk terus menghidupi kasih Tuhan. Ini terjadi karena ada pengharapan yang tulus bahwa penderitaan yang dijalani dalam kasih kelak akan berujung pada kemuliaan, sebagaimana sudah dialami oleh Kristus.

Kita tidak menjadi saksi mata langsung kebangkitan Kristus. Tetapi, sebagai orang percaya, kita mengamini bahwa kuasa kebangkitan Kristus telah mengubahkan kehidupan banyak orang yang percaya kepada-Nya. Kuasa itu tetap sama, bekerja dahulu, sekarang dan selamanya. Lalu, apakah kita terus mau bertumbuh dalam iman? [Pdt. Essy Eisen]

DOA:
Ya, Bapa, aku percaya kuasa-Mu nyata dan membimbingku dengan setia di dalam perjalanan hidup ini. Amin.

Ayat Pendukung: Mzm. 116:1-4, 12-14; Yes. 25:1-5; 1Ptr. 1:8b-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga