Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: jangan matahari terbenam, sebelum padam amarahmu …. (Ef. 4:26)
Setiap hari, ada saja alasan untuk kita marah. Misalnya, kita membuat janji bertemu dengan seorang teman pada pukul 12. Namun, teman kita baru muncul pukul 12.30. Kebanyakan dari kita akan merasakan gejolak emosi. Jengkel! Kejengkelan itu pada umumnya disebabkan karena kita berpikir sang teman tidak menghormati kita dan kita takut tidak dihargai. Pikiran kita pun mengembara, “Dia tidak hanya tidak peduli dan membiarkan saya menunggu, tetapi juga dia tidak peduli kalau kenyamanan saya terganggu!” Apakah dalam kasus seperti ini kita tidak boleh marah?
Rasul Paulus mengatakan, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan jangan beri kesempatan kepada Iblis” (Ef. 4:26-27).
Paulus tidak sedang mendorong kita untuk tidak boleh marah atau sebaliknya, menjadi pemarah. Yang ia mau katakan ialah kemarahan itu sendiri pada dasarnya bukan dosa. Namun, yang perlu disadari, kemarahan berpotensi untuk membuat kita berbuat dosa. Merasakan kemarahan, mengatakan dengan jujur kepada seseorang bahwa Anda sedang marah adalah sehat dan penting. Tetapi, jika kita membiarkan matahari terbenam sebelum amarah reda, maka kita membiarkan kemarahan itu meracuni jiwa kita. Inilah sebabnya mengapa Paulus mengatakan, “jangan beri kesempatan kepada Iblis.” Kemarahan berlarut-larut akan menimbulkan kebencian dan itu berarti kita berdosa! [Pdt. Nanang]
REFLEKSI:
Sebelum kebencian menguasai diri kita, selesaikanlah kemarahan yang ada hari ini.
Ayat Pendukung: Mzm. 23; 1Sam. 15:10-21; Ef. 4:25-32
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.