Bahagia bagi sebagian orang ditentukan dari apa yang dia peroleh. Seorang pelari bahagia ketika ia mencapai targetnya. Marketer bahagia bila target pelanggan tercapai. Seorang pelajar bahagia bila mendapat nilai bagus.
Namun bagi sebagian orang bahagia bisa tidak bergantung pada pencapaian apapun. Seorang kawan tetap dapat berbahagia dalam keadaan sulit dan berat sekalipun. Saya bertanya padanya, “Mengapa kamu selalu nampak berbahagia?” Ia menjawab, “Resepnya ikhlas.”
Saya mencari tahu apa itu ikhlas. Menyerahkan dan merelakan dengan tulus dan bersih hati adalah definisi ikhlas. Wow … Itulah resepnya untuk tetap berbahagia. Ia merelakan apapun kejadian dalam hidupnya pada Tuhan dan menjaga tetap bersih hati. Itulah mengapa ia mampu berbahagia dalam segala suasana. Ia pun berujar, “Tuhan pasti buka jalan.”
Untuk mencapai tahap keikhlasan seseorang memerlukan hikmat Tuhan. Logika saja tak cukup, apalagi kalkulasi matematis dan ekonomis. Hati saja pun tak cukup. Ikhlas memerlukan kombinasi kuat antara logika dan rasa. Ikhlas memerlukan hikmat Tuhan untuk menuntun tubuh, jiwa, dan roh (penulis sengaja menggunakan trikotomi) yang berkorelasi kuat sedemikian rupa yang terarah pada Tuhan.
Mana yang Anda pilih? Kebahagiaan karena target atau karena hidup ikhlas dalam hikmat Tuhan? Selamat berbahagia
BA
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.