Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. (Gal. 1:12)
Umumnya, ketika akan membuat keputusan penting, maka kita akan meminta pendapat orang lain. Jika banyak yang mendukung, maka makin yakinlah kita untuk memutuskan. Namun, jika banyak yang berbeda pendapat, maka makin ragu juga kita untuk bertindak.
Surat Galatia ini memberikan petunjuk-petunjuk tentang periode awal pelayanan Paulus. Paulus harus menegaskan bahwa ia sungguh-sungguh seorang rasul Yesus Kristus, sebab banyak yang meragukannya. Itu terjadi karena di masa lalunya, Paulus adalah seorang penganiaya yang tidak segan membinasakan pengikut Kristus. Ia melakukannya karena beranggapan mereka tidak memelihara adat istiadat nenek moyang. Bagi Paulus, adat istiadat adalah segalanya. Akan tetapi, Paulus berubah sejak ia menerima penyataan dari Yesus Kristus. Paulus tidak lagi melihat dan bergantung pada pendapat manusia dan adat istiadat; dia sepenuhnya bergantung pada Injil Yesus Kristus. Dia tidak lagi mengarahkan jemaat Allah untuk melakukan adat istiadat karena itu adalah hasil usaha manusia. Firman Allah di atas segalanya! Dengan cara inilah, Paulus dapat membuat banyak orang yang awalnya ragu kepadanya menjadi mau memuliakan Allah.
Hati-hatilah terhadap setiap perkataan manusia! Perkataan itu bisa sungguh mencerahkan, atau malah menyimpang dari kehendak Allah. Selalu pastikan bahwa ajaran yang kita dengar adalah firman Allah, bukan pendapat manusia semata. [Pdt. Yosafat Simatupang]
REFLEKSI:
Jangan mudah terkecoh oleh ucapan manusia yang terkadang memakai tameng firman Allah!
Ayat Pendukung: Mzm. 27:1-6; 1Sam.1:1-20; Gal. 1:11-24
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.