“Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” (Mat. 3:10)
Penebangan pohon secara liar kerap terjadi di Indonesia. Penebangan itu mengancam punahnya keanekaragaman hayati yang ada dalam hutan-hutan tropis kita. Banjir dan kurangnya daya serap tanah atas air hujan akan mengganggu sirkulasi kehidupan. Yang tepat adalah jika penebangan dilakukan dengan sistem atau jangka waktu yang diatur. Dengan demikian, jumlah pohon yang ditebang dan yang tumbuh baru dapat seimbang.
‘Penebangan’ dilakukan Tuhan kepada manusia. Penebangan ini bukan penebangan liar atau asal-asalan. Penebangan ini adalah penebangan yang tersistem dan tertata. Pohon-pohon yang tak berbuah akan ditebang, bahkan ditebang sampai pada akarnya sehingga tidak dapat tumbuh kembali. Pohon-pohon yang berbuah akan dipanen dan dibiarkan untuk terus berbuah. “… Kapak sudah tersedia pada akar pohon …” demikian ungkapan Yohanes Pembaptis. Bukan karena Tuhan kejam. Peringatan telah diberikan sebelumnya, supaya pertobatan dilakukan (ay. 2). Bertobat bukanlah sekadar ‘datang untuk dibaptis’ seperti orang-orang Farisi dan Saduki waktu itu (ay. 7), melainkan menghasilkan buah (ay. 8).
Pertobatan bukanlah peristiwa satu kali dalam hidup kita. Pertobatan adalah hidup yang terus menghasilkan buah dalam keseharian kita. Semoga Tuhan mendapati bahwa hidup kita telah berbuah sesuai dengan pertobatan yang kita lakukan. (Pdt. Novita Sutanto)
DOA:
Tuhan, beri kami kesempatan untuk menghasilkan buah pertobatan kami. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 11:1-10; Mzm. 72:1-7, 18-19; Rm. 15:4-13; Mat. 3:1-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.