Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup …. (Am. 5:14)
Petugas kebersihan di sebuah mall, di Jakarta, menemukan tas yang di dalamnya terdapat bungkusan berisi uang senilai 150 juta, di toilet. Pekerja ini melaporkan temuannya kepada atasannya. Mendadak namanya jadi perbincangan. Salah satu yang dipertanyakan adalah, “Mengapa uang temuannya diserahkan kepada atasan?” Ia menjawab, “Saya diajari sejak kecil untuk hidup jujur. Kejujuran membuat kita dapat hidup dengan baik.”
Amos dipanggil oleh Tuhan untuk mewartakan pertobatan kepada umat Israel di daerah Utara. Mereka rajin melakukan semua kegiatan ibadah, tak putus memberikan persembahan kepada Allah. Namun, kehidupan mereka jauh dari apa yang mereka katakan dan berikan di hadapan Allah. Mereka menindas, merampas dan melakukan ketidakadilan, bahkan kepada orang-orang yang kecil dan lemah. Nabi-nabi dikirim untuk menyuarakan kebenaran agar hidup beribadah mereka selaras dengan kehidupan sehari-hari mereka. Namun, mereka mematikan suara hati mereka. Mereka memilih menulikan telinga terhadap sapaan Allah untuk kembali hidup dalam kebenaran. Amos mengajak umat untuk mencari yang baik dan bukan yang jahat, agar mereka hidup. Allah menyaksikan perbuatan umat.
Sering ada pemikiran melakukan kehendak Allah itu sulit. Pemikiran demikian membatasi. Baiklah kita bingkai kembali bahwa melakukan kehendak Tuhan itu menyenangkan, karena Tuhan menyaksikannya. (Pdt. Budiman)
REFLEKSI:
Seberapa yakin kita bahwa pilihan kita baik di hadapan Allah?
Ayat Pendukung: Mzm. 50; Am. 5:12-24; Luk. 19:11-27
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.