Gambaran kisah kebangkitan Kristus ternyata sangat unik. Satu sisi menggambarkan terjadinya perubahan dari para murid yang semula mengalami ketakutan tetapi kemudian dipulihkan oleh Kristus untuk mengalami damai-sejahtera Allah. Sisi yang lain kisah kebangkitan Kristus juga dibangun berdasarkan pengalaman riel, mereka diperkenankan untuk bersentuhan dengan tubuh Kristus yang bangkit. Berdasarkan pengalaman inilah mereka menyaksikan kebangkitan Kristus kepada banyak orang.
Permasalahan mulai muncul ketika salah seorang murid yang waktu terjadinya penampakan Yesus tidak berada di sana, yakni Thomas. Dengan sangat tegas ia menyatakan sikap tidak percaya sebelum menyentuh lubang bekas paku di tangan dan lambung Yesus. Apabila pengalaman melihat dan meraba tubuh Kristus yang bangkit dijadikan alat ukur, maka iman akan segera tergeser dan tidak tersedia lagi ruang bagi misteri kebangkitan Kristus. Lalu apa maknanya Kristus yang bangkit jikalau tujuannya hanya mau membuktikan bahwa Dia tidak mati? Bukankah tujuan utama kematian dan kebangkitanNya adalah agar seluruh umat manusia dapat terbebas dari belenggu kuasa dosa ?
Kerinduan untuk mengetahui rahasia penyataan Allah merupakan kerinduan kita untuk hidup lebih mengenal-Nya. Namun harus diwaspadai tidak semua yang ingin kita ketahui mampu membimbing kita kepada kebenaran Allah dan pembaharuan hidup, bahkan seringkali malahan menjauhkan kita dari Allah. Marilah kita merenungkan sejenak, apakah semua yang kita ketahui lebih mendekatkan kita untuk memahami terang Kristus, atau malah mencipta keraguan ? Apakah banyak hal yang kita pahami mendorong kita untuk mengenal kuasa kebangkitan dan memberikan keberanian untuk menyampaikan damai sejahtera Kristus kepada banyak orang ?
(TT)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.