Bapak Pendeta Yth
Di dalam Perjanjian Baru tertulis ayat ini: “Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal?” (1Kor. 15:29).Sungguh saya sama sekali tidak mengerti arti ayat tersebut. Mohon Pak Pendeta berkenan menjelaskannya. Demikian terima kasih.
(Sinta)
Saudara Sinta yang baik,
Pada waktu itu, di Korintus ada sebagian orang yang tidak percaya adanya kebangkitan orang mati. Padahal iman Kristen meyakini bahwa ketika seseorang dibaptis, maka ia mati bersama Kristus dan bangkit bersama Kristus (Roma 6:3-5). Dibangkitkan bersama dengan Kristus bukan hanya mengalami hidup baru bersama dengan Kristus, melainkan juga mengalami kebangkitan orang mati seperti Kristus (1 Korintus 15:20-23).
Nah, untuk melawan orang yang tidak percaya pada kebangkitan orang mati, rasul Paulus kemudian merujuk pada berbagai kegiatan/ritual bagi orang mati, yang menjadi kebiasaan waktu itu. Ini bukan ritual Kristen tetapi ritual agama-agama lain yang ada di Korintus. Dalam ritual tersebut ada pengharapan akan kebangkitan orang mati. Karena itulah, rasul Paulus berargumentasi, buat apa orang melaksanakan ritual tersebut kalau orang mati tidak dibangkitkan. Ritual itulah yang oleh Paulus diberi istilah ‘dibaptis bagi orang mati’.
Nah, istilah ‘dibaptis bagi orang mati’ inilah yang kerap tidak dipahami oleh banyak orang. Mengapa? Karena ketika kita mendengar kata ‘dibaptis’, kita langsung membayangkan ritual baptisan Kristen yang biasa kita lihat di gereja. Kita lalu bertanya-tanya: kok ada baptisan bagi orang mati, maksudnya apa? Padahal arti sebenarnya dari kata ‘dibaptis’ (baptizo) adalah: mencuci, menyelam. Artinya, kata baptizo bisa saja merujuk pada ritual yang dilakukan terhadap orang mati, misalnya mencuci/memandikan jenazahnya. Memang tidak jelas ritual macam apa persisnya yang dimaksud rasul Paulus dengan istilah ‘dibaptis bagi orang mati’. Tetapi itu tidak penting. Karena inti argumentasi Paulus bukan pada tindakan ritualnya, tetapi pada pengharapan yang ada di balik ritual itu.
Dalam ritual ‘dibaptis bagi orang mati’ (entah apa bentuk ritualnya) terdapat pengharapan akan kebangkitan orang yang sudah mati itu. Nah, bagi yang tidak percaya terhadap kebangkitan orang mati, rasul Paulus lalu bertanya: buat apa ada ritual tersebut kalau tidak ada kebangkitan orang mati?
Kemungkinan lain, rasul Paulus merujuk pada peristiwa baptisan Kristen. Tetapi, bagi orang yang tidak percaya kebangkitan, orang yang dibaptis ini kan akhirnya mati. Jadi rasul Paulus berargumentasi: buat apa orang dibaptis kalau akhirnya mati? Jadi kata ‘dibaptis bagi orang mati’ seharusnya dibaca: ‘dibaptis bagi orang (yang akhirnya) mati.
Nah, apa pun yang kita pilih dalam memahami ungkapan ‘dibaptis bagi orang mati’, intinya rasul Paulus sedang berargumentasi dengan mempertanyakan ritual tertentu yang seharusnya berhubungan dengan pengharapan adanya kebangkitan orang mati. Semoga kali ini Anda dapat memahami 1 Kor. 15:29.
Pdt. Rudianto Djajakartika
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.