Keikutsertaan anak dalam Perjamuan Kudus dari perspektif ajaran GKI

I Korintus 11: 17-34

1 Komentar 1239 Views

“Makan roti Perjamuan Kudus secara tidak layak” yang dimaksud oleh Rasul  Paulus (ay.17-22) mengingatkan para pesertanya yang menjadikan perjamuan kudus bukan sebagai sarana persekutuan karena kematian Kristus, melainkan perpecahan dan diskiriminasi. Sedangkan Gereja, atau orang tua yang mengikutsertakan anaknya ikut Perjamuan Kudus, tentu dengan tujuan yang baik agar sejak dini dapat mengalami anugerah Allah.

Tradisi Perjamuan Kudus sebenarnya sudah dimulai sejak “Perjamuan Paskah” (Matius 26: 17, Markus 14:12 dan Lukas 22:8) yang memperingati peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Kebiasaan yang dijalankan dalam Perayaan Paskah, dimulai oleh kepala keluarga yang menjelaskan makna dan berkat yang terkandung dalam Perjamuan Paskah, kemudian menceritakan ringkasan kisah Keluaran dari Mesir. Setelah itu kepala keluarga mengucap berkat atas roti tidak beragi, memecah-mecahkannya dan membagikan kepada seluruh isi rumahnya, dan diakhiri dengan minum “cawan berkat”. Jadi jelas bahwa anak-anak dilibatkan dalam Perjamuan Paskah, termasuk perjamuan yang diselenggarakan Tuhan Yesus pada malam terakhir.

Demikian juga selama 1200 tahun, gereja Barat dan Timur sudah mempraktikkan paedocommunion (Perjamuan Kudus anak) sebagai sebuah kewajaran. Kebutuhan untuk mempertautkan dua sakramen terpenting (Baptisan dan Perjamuan Kudus) dengan keselamatan membuat kedua sakramen tersebut hadir sebagai satu kesatuan tak terpisahkan.

Ada banyak sumber yang tersedia terkait dengan penyelenggaraan Perjamuan Kudus anak, namun harus diakui untuk merumuskan kembali seluruh pemikiran dan perdebatan mengenai sakramen perjamuan dan tempat anak-anak yang sudah dibaptis di dalam pelayanan tersebut bukanlah hal sepele.

Bentuk ibadah kita minggu ini adalah “ibadah pengajaran” yang akan menuntun kita untuk memahami keikutsertaan anak dalam Perjamuan Kudus dari perspektif GKI.

(TT)

1 Comment

  1. ben

    iya setuju pak.. di GKI boyolali dan GKI Tmn Majapahit Semarang sdh melakukannya .GBU

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • MERDEKA UNTUK BERBEDA
    Lukas 9:51-56; Galatia 5:1, 13-25
    Salah satu ekspresi dari hidup di dalam kemerdekaan adalah kebebasan untuk menjadi diri sendiri, sekalipun itu berarti berbeda dari...
  • MENJADI GEREJA YANG MENGAKU
    Roma 10:9-12
    Sebuah pengakuan, mesti diikuti tindakan yang sejalan dengan pengakuan tersebut. Sungguh aneh, jika kita mengaku Kristus adalah Tuhan tetapi...
  • MENGIMANI ALLAH TRINITAS
    Amsal 8:1-4, 22-31; Mz. 8; Roma 5:1-5; Yoh. 16:12-15
    Belajar dari pemazmur, aku mencoba untuk mengenal Allah. Ku lihat alarm semesta, Bintang, matahari dan bulan serta berbagai bunga...
  • ROH KUDUS DAN MISI
    Kej. 11:1-9; Mz. 104:24-34, 35b; Kis. 2:1-21; Yoh. 14:8-17, 25-27
    Sungguh menarik bacaan leksionari kita hari ini. Ketika kisah para Rasul memberitakan tentang dicurahkannya Roh Kudus, dengan salah satu...
  • KESELAMATAN DAN KESATUAN IMAN
    Kis. 16:16-34; Mz. 97; Wahyu 22:12-21; Yoh. 17:20-26
    Injil Yohanes 17:20-21, menggambarkan, tentang keselamatan, sebagai masuk ke dalam persekutuan Allah Trinitas. (…agar mereka di dalam kita___). Dengan...