Pak Pdt. Yth.
Sejujurnya saya masih agak rancu dengan hal ini, maka saya sering bilang pergi ke tempat dugem atau clubbing adalah hal “kegelapan”, padahal saya kalau pergi ke tempat seperti itu cukup bertanggung jawab dengan diri saya dengan cara saya tidak melakukan hal yang tidak-tidak seperti minum-minum atau ngedrugs. Karena itu begitu negatifnya pandangan masyarakat umum maka hati kecil saya menjadi ragu mengenai pendapat dan pandangan saya tersebut.
Untuk hal tersebut saya mohon penjelasan Bapak bagaimana dengan teori saya itu? Apakah salah jika pergi clubbing? Terima kasih.
Pemudi Vy
Pdt. Rudianto Djajakartika:
Hai Vy, saya senang dengan pertanyaanmu ini. Karena berarti early warning system di hatimu masih bekerja dengan baik. Nah, menjawab pertanyaanmu ini, ada beberapa hal yang perlu kamu pahami dulu:
- Ada banyak tempat di dunia ini yang sebenarnya bersifat ‘netral’. Artinya, baik atau buruk amat tergantung bagaimana kita melakukannya. Ya, misalnya biliard. Tentu tidak ada yang salah dengan permainan biliard, tetapi kalau kita memakainya untuk berjudi ya jadi salah. Begitu juga dengan karaoke, tentu tidak salah kita berkaraoke, tetapi berduaan di ruang vip karaoke memang membuka peluang untuk kita melakukan banyak hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
- Meskipun ada banyak tempat yang sebenarnya bersifat ‘netral’, tetapi pandangan masyarakat sudah terlanjur amat negatif, sehingga ketika kita berada di tempat tersebut, maka banyak orang akan mengira kita sedang melakukan hal yang buruk. Istilah Alkitabnya, menjadi batu sandungan bagi orang lain.
- Ada banyak tempat yang sebenarnya ‘netral’ tetapi suasana tempat tersebut bisa membuat kita akhirnya melakukan hal-hal yang tidak benar. Istilah Alkitabnya, membawa kita dalam pencobaan. Misalnya, berduaan dengan lawan jenis di tempat manapun yang sepi, bahkan di rumah sendiri pun, bisa membuat kita akhirnya jatuh dalam dosa.
Nah, berangkat dari tiga pemahaman ini, saya mencoba menjawab pertanyaanmu mengenai pergi clubbing, salah atau tidak? Tentu tidak salah kalau kamu tidak melakukan hal-hal yang buruk. Tetapi persoalannya adalah, apakah kita menjadi batu sandungan bagi orang lain? Kalau ya, saya kira lebih baik kamu tidak pergi. Ada banyak aktivitas yang bisa kamu lakukan untuk mengisi waktumu tanpa kamu harus jadi batu sandungan bagi orang lain.
Hal yang kedua adalah, apakah tempat yang kamu tuju itu cukup riskan untuk bisa membuat orang jatuh dalam dosa? Kalau ya, mengapa kita harus membahayakan diri kita sendiri, padahal dalam Doa Bapa Kami, kita diajar untuk berdoa: “Jauhkanlah kami dari pencobaan”? Nah, semoga bisa membantu pergumulanmu ya.