Sungguh menarik perkataan Paulus kepada jemaat Korintus: “…tidak dapat berbicara ….seperti dengan manusia rohani….hanya dengan manusia duniawi, yang BELUM DEWASA DALAM KRISTUS” (1 Kor. 3:1). Melalui perkataan Paulus ini, kita dapat memahami beberapa hal:
- Menjadi Kristen tidak otomatis dewasa dalam Kristus
- Ada satu proses yang harus dilewati agar seseorang bertumbuh dari manusia duniawi menjadi manusia rohani (dewasa dalam Kristus)
- Arah pertumbuhan spiritual kita adalah menjadi dewasa dalam Kristus
Itulah sebabnya Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya sebuah standar etika kehidupan yang berdasarkan kasih. Dalam kasih, larangan membunuh disempurnakan menjadi ‘menghindari atau mengendalikan kemarahan’, ‘berdamai dan memaafkan’ (Mat. 5:21-26), larangan berzinah disempurnakan menjadi ‘pengendalian hawa nafsu’ (Mat. 5:27-32), larangan bersumpah palsu disempurnakan menjadi ‘dapat dipercaya setiap kata-katanya’ (Mat. 5:33-37). Inilah standar etika yang harus diikuti ketika seseorang ingin menjadi dewasa dalam Kristus. Semuanya bermuara di dalam kesempurnaan Kasih.
Karena itu, kepada jemaat Korintus yang belum dewasa dalam Kristus, Rasul Paulus juga mengajarkan KASIH (1 Kor. 13). Merenungkan semua ini, menjadi menarik jika dikaitkan dengan sakramen baptis anak yang dilangsungkan hari ini. Jelas, anak-anak yang dibaptiskan ini harus bertumbuh dan menjadi dewasa dalam Kristus. Namun sebelum mengajar anak-anak untuk bertumbuh, para orangtua harus terlebih dahulu bertumbuh. Kalau mau jujur, selalu ada dalam diri kita yang perlu kita ubah dalam rangka mengikuti standar etika Kristus yang berdasarkan Kasih.
Mari berubah dan bertumbuh dalam Kristus. Dan ajarlah anak-anak kita dalam standar etika yang Kristus ajarkan. Biarkan kasih tumbuh di hati mereka dan menjadi sempurna di dalam mereka. Semoga kasih mewarnai setiap ucapan dan tindakan kita, bahkan pikiran kita juga. Mari menjadi dewasa dalam Kristus.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.