Ada sebuah film yang berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Negeri ini memang lucu, banyak sekali keadaan dan kejadian yang bisa membuat kita tertawa, atau paling tidak membuat kita tersenyum. Sayangnya bukan tertawa atau tersenyum karena gembira, tetapi tertawa atau tersenyum getir. Banyak sekali hal ironis yang terjadi setiap hari. Entah kenapa, dari hari ke hari masyarakat kita seolah-olah menjadi semakin tidak berbudaya. Hal-hal penting menjadi tidak penting, dan hal-hal tidak penting menjadi penting. Jangan bingung dulu, di bawah ini ada beberapa contoh dari pernyataan tersebut.
Ada pejabat negara yang ditangkap KPK karena suap. Peristiwa itu sendiri sudah merupakan berita yang sangat menghebohkan, tetapi yang lebih heboh lagi adalah pemberitaan mengenai hal lain di luar peristiwa suap, seperti mengenai keluarganya, kekayaannya (rumah, tanah dan mobil), para istrinya (ternyata istrinya lebih dari satu), dan sebagainya, yang terus-menerus diberitakan. Mereka diundang ke acara Talk Show di televisi, dan yang dibahas dalam acara itu adalah hal-hal yang tidak penting, yang tidak jarang malah menjadi bahan tertawaan, sesuatu yang benar-benar sangat tidak penting. Kemudian kita sudah tidak peduli lagi apakah si pejabat sudah dihukum atau belum.
Peristiwa hujat-menghujat yang melibatkan seorang eyang yang mempunyai tujuh orang istri juga menghebohkan dunia media kita sampai berbulan-bulan. Bahkan ketujuh istrinya yang kabarnya rukun dan damai tersebut bisa diundang dalam acara Talk Show oleh beberapa stasiun televisi untuk memperlihatkan kerukunan dan kedamaian di antara mereka. Beberapa lembaga negara ikut pula berkomentar mengenai hal ini. Sekali lagi, hal yang tidak penting mengambil porsi lebih banyak ketimbang peristiwanya. Sampai-sampai ada orang yang menjadi artis dadakan akibat peristiwa ini. Lucu banget. Sekarang kita sudah lupa, apa yang menjadi pokok masalahnya dan sudah lupa pula apakah sang eyang masih beristri tujuh atau malah sudah nambah. Dan si artis dadakan pun sudah raib entah ke mana.
Ketika ada berita tentang bandar narkoba yang sudah divonis dengan hukuman mati, tapi bisa menyewa ruangan pejabat penjara untuk bertemu dengan pacar-pacarnya, maka berita ini menjadi berita utama di mana-mana selama berbulan-bulan. Pacar-pacarnya menjadi lebih penting daripada hukuman matinya, padahal yang lebih penting adalah eksekusinya, yang sampai sekarang kita semua sudah melupakannya. Sang bandar yang kabarnya sudah dipindahkan ke Nusa Kambangan, tiba-tiba sudah bisa ada lagi di Jakarta. Setelah itu, kita juga sudah tidak peduli lagi dengan sang bandar, sampai nanti ada peristiwa lucu lainnya. Peristiwa lucu ini ternyata memakan korban, yaitu dipecatnya Kepala Lapas.
Peristiwa kecelakaan maut yang melibatkan seorang anak selebritis berusia 13 tahun yang mengakibatkan banyak orang meninggal, menghebohkan dunia media kita. Hampir setiap hari, hampir semua stasiun televisi memberitakan peristiwa ini. Rumah sakit tempat yang bersangkutan dirawat sudah mirip dengan studio mini dan tidak jarang ada peliputan langsung dari sana. Sisi hukumnya tidak banyak diberitakan dan saat ini perkaranya sudah sampai mana, tidak lagi diungkap. Yang lebih seru justru perseteruan di dunia maya antara keluarga selebritis tersebut dengan seorang pengacara yang tidak kalah lucu. Masing-masing pihak melaporkan lawannya ke polisi. Saling tantang terus berlanjut di dunia maya, sampai-sampai hampir diselesaikan di atas ring tinju. Untungnya organisasi tinju amatir melarang berlangsungnya acara pertandingan tinju itu. Kalau tidak, mungkin akan banyak hal lucu lainnya yang akan terjadi.
Beberapa waktu yang lalu terjadi peristiwa tabrakan antara sebuah mobil tangki Pertamina dengan KRL di perlintasan kereta api yang menimbulkan kebakaran hebat dan merenggut beberapa nyawa, di antaranya masinis, asisten masinis dan teknisi KRL. Memang beberapa tahun yang lalu pernah terjadi juga tabrakan hebat antara dua buah kereta api di tempat yang sama. Tentunya juga banyak sekali korban yang meninggal pada peristiwa itu. Sebetulnya yang lebih penting dibahas adalah bagaimana agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali, tetapi yang lebih menarik adalah berita-berita lain di balik peristiwa ini. Firasat-firasat yang dikaitkan dengan kecelakaan ini, sampai analisa dari para paranormal, suhu dan orang pintar lainnya, yang lebih berbau mistis. Lucu sekali, bukan? Padahal kecelakaan ini jelas karena mobil tangki yang menerobos pintu perlintasan kereta api.
Bulan ini kita juga bersiap menyambut Hari Natal, memperingati kelahiran Sang Juru Selamat. Suasana Natal sudah merebak dan terasa hampir di semua pusat perbelanjaan. Di mana-mana ada pohon Natal, demikian juga dengan lagu-lagu Natal. Christmas Sale juga sudah mulai digelar, orang-orang juga sudah siap dengan keranjang belanja masing-masing. Padahal tidak ada hubungannya antara Hari Natal dengan belanja, apalagi dengan obralan. Jangan sampai kita lebih heboh dengan pohon Natal, dengan lagu-lagu Natal, atau dengan keranjang belanja Natal kita. Mari kita renungkan peristiwa Natal ini dalam konteks Natal yang sesungguhnya, apa arti Natal bagi kita, apa yang dapat dan mau kita perbuat bagi orang lain, supaya tidak menambah daftar kelucuan negeri ini.
Selamat Natal.
Sindhu Sumargo
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.