Di tengah kerusakan lingkungan hidup yang semakin meluas, berbagai kelemahan fisik dan penyakit serta kebobrokan mental manusia, mendengarkan Firman Tuhan dalam Yesaya 35 sungguh menyejukkan hati. Firman ini berada dalam konteks Yesaya 34, yaitu hukuman bagi bangsa-bangsa. Sebagai akibat dari hukuman itu terjadilah kerusakan di segala bidang kehidupan.
Tetapi kasih karunia Allah jauh melebihi kemarahan Allah. Dalam kasih karuniaNya, Allah datang untuk memulihkan. Kita yang menantikan Natal dalam pengharapan seharusnya berupaya mewujudkan kasih karunia Allah yang memulihkan itu. Karena itu, menjadi ironi, ketika Advent dan Natal, justru semakin menjauhkan kita dari karya Allah yang memulihkan.
Ornamen Natal yang justru merusak lingkungan. Sampah Natal yang berserakan. Segala pesta pora dan belanja Natal yang makin menjauhkan kita dari yang lemah, yang sakit, yang sungguh mengharapkan kepedulian kita untuk mendoakan dan menghibur. Sebuah upaya yang kalau tidak memulihkan fisik paling sedikit mental.
Di sinilah Firman Tuhan dalam Yesaya 35 kembali menyemangati kita untuk terus berjuang memulihkan segala kerusakan lingkungan dan kerusakan fisik serta mental manusia. Kelihatannya segala upaya ini utopis di tengah arus kuat yang justru semakin merusak. Namun dalam pengharapan, kita percaya, bahwa segala upaya kita tidak sia-sia. Allah sendiri yang nanti akan menyempurnakan segala upaya kita. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” (Wahyu 21:5 a)
(Rudjak, Advent 3,2013)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.