Salah satu kegemaran saya adalah bidang sejarah. Selain sejarah perkembangan peradaban dan sejarah politik, sejarah gereja menarik minat saya. Saya mengikuti proses perkembangan gereja dari pemikiran bapak gereja awal seperti Agustinus, perkembangan lembaga Gereja Roma Katolik, Konsili-Konsili, perebutan Tahta Suci, di mana Gereja Katolik pernah dalam satu periode memiliki 3 paus, hubungan gereja dengan kekuasaan-kekuasaan sekuler, Perang Salib, skisma besar, gnostik yang dianggap aliran sesat, teori Galileo dan Kopernikus yang membuyarkan kepercayaan lama bahwa bumi merupakan pusat alam semesta, turbulensi politik di Eropa selama era reformasi, filsafat yang mengikuti gerakan humanisme, skolastik, ajaran pembenaran, predestinasi dan mazhab-mazhabnya. Juga laporan tentang ditemukannya Qumran Scrolls dan Injil Yudas di Mesir Tengah tanpa sengaja dan bahwa dokumen-dokumen ini menjadi objek dagangan barang-barang antik sampai ke USA.
Tidak bisa tidak, saya juga membaca tentang konflik dengan dunia Muslim, di mana Semenanjung Liberia (Spanyol) pernah dikuasai para khalifah Timur Tengah sejak tahun 711 selama sekitar 400 tahun, di mana Byzantium (Konstantinopel) jatuh ke tangan Kesultanan Turki Ottoman pada tahun 1453, dan tentara mereka pernah menguasai kawasan Balkan termasuk Yunani, bahkan sampai ke pintu gerbang kota Wina pada 1683. Dari banyak penjelasan di atas dapat ditarik banyak kesimpulan yang tidak bisa diuraikan disini.
Bidang minat saya berikutnya adalah Makrokosmos dan Mikrokosmos.
Bidang makrokosmos membawa kita ke sekitar 13 miliar tahun yang lalu. Menurut standar teori yang disepakati, alam semesta terjadi melalui kejadian yang disebut sebagai Big Bang. Di situlah awal terjadinya ruang, waktu, materi dan energi. Sejak saat itu pula, banyak fenomena-fenomena alam yang terjadi silih berganti. Jarak-jarak alam semesta begitu jauhnya sehingga harus dihitung dengan tahun cahaya. Kita diajak berkenalan dengan istilah-istilah Galaksi (Bima Sakti adalah galaksi di mana sistem tata surya kita berada), konstelasi bintang, evolusi, kelahiran dan umur bintang, fusi nuklir,pembentukan logam berat, supernova, nebula, awan Magellan, galaksi tetangga bernama Andromeda, blackhole, asteroid, komet, dark matter, pulsar, kuasar dan benda-benda langit lainnya serta pergerakan mereka.
Bidang mikrokosmos mengajarkan kita tentang materi subatomik, bukan saja ukuran proton, elektron dan neutron yang kita kenal selama ini, namun istilah-istilah lain yang kurang dikenal di luar dunia science seperti foton, meson, pion, mion, kaon, hyperion yang dideteksi di laboratorium-laboratorium canggih melalui eksperimen-eksperimen rumit oleh ilmuwan-ilmuwan terkemuka di berbagai belahan dunia. Akhirnya ditemukan partikel yang lebih kecil lagi yang disebut quark. Demikian juga fenomena yang terkait dengan partikel-partikel elementer ini, seperti gelombang, cahaya, interaksi gaya-gaya dan muatan-muatan listrik dari partikel-partikel ini. Terkait dengan dunia renik ini, muncul teori-teori seperti teori peluruhan sinar beta, teori medan kuantum hingga fenomena boson Higgs yang sudah di luar kemampuan kita untuk memahami fenomena fisika skala nano ini, ditambah rumus-rumus yang menggunakan bilangan-bilangan aneh seperti bilangan Baryon, bilangan Lepton, dsb.
Bidang ketiga yang saya geluti ialah Teori Evolusi.
Teori ini berkaitan dengan kehidupan, mulai dari yang paling sederhana sampai apa yang disebut sebagai puncak penciptaan (die Krönung der Schöpfung), yaitu manusia sendiri. Tidak bisa disangkal bahwa bidang ilmu ini yang paling kontroversial dan terus-menerus diperdebatkan antara yang pro dan yang kontra. Saya tidak akan mulai dengan makhluk bersel satu yang muncul sekitar 3 miliar tahun yang lalu, namun saya akan mulai dari 7 juta tahun lalu di mana kira-kira saat itu primata pramanusia (Australopitecine) mulai berpisah dari simpanse. Selanjutnya sekitar 2 juta tahun yang lalu, Australopitecine berevolusi membentuk kelompok hominine, yaitu spesies leluhur atau nenek moyang kita dengan segala variasinya. Kira-kira 200 ribu tahun lalu dianggap oleh ilmuwan sebagai tonggak homo sapiens mulai muncul di Afrika dan bermigrasi ke seluruh bumi. Dalam bidang ini salah satu buku yang dikenal luas adalah buku teori Darwin
Evolusi di atas merupakan ilustrasi singkat sangat sederhana melalui studi genetika populasi dengan menggunakan metode molekuler mutakhir yang melibatkan studi genetika dari fosil-fosil tak sempurna dari berbagai tempat. Umur fosil ditentukan melalui carbon dating yang juga semakin canggih sehingga deviasinya makin kecil. Uraian singkat di atas merupakan hasil bacaan saya dari belasan buku tebal dan jurnal-jurnal ilmiah.
Proses evolusi di atas terjadi setelah 65 juta tahun yang lalu era dinosaurus (reptil bertelur) berakhir dan digantikan oleh hewan mamalia (melahirkan) termasuk primata. Spesies dinosaurus sendiri pernah melanglang buana menguasai permukaan bumi selama 180 juta tahun. Bayangkan, bila dibandingkan dengan kelompok homo yang baru ada sejak 2 juta tahun yang lalu. Karena teori evolusi mutakhir melibatkan pemahaman DNA, maka saya pun membaca misteri dan cetak biru kehidupan tersebut melalui proses biologi molekuler. Di sini saya berkenalan dengan dunia jasad renik dan sungguh tercengang dengan apa yang terjadi. Saya belajar istilah-istilah baru yang sebagian besar tidak pernah saya dengar sebelumnya, karena latar belakang saya yang sangat berbeda. Selain istilah-istilah populer seperti protein, enzim, asam amino, dan DNA, ada istilah-istilah adenine, cytocine, tymine dan guanine, telomer, mitosis, sitoplasma, ribosom, RNA-Messenger, dan masih banyak lagi yang tidak mungkin saya uraikan. Di sana terjadi proses kimia dan fisika dalam skala sangat mikro.
Bidang studi ini menjadi bidang unggulan dan mengarah ke rekayasa genetika setelah dua orang ilmuwan, James Watson dan Francis Creek, menemukan struktur untaian ulir rangkap molekul DNA pada tahun 1953. Salah satunya adalah proyek genome yang telah berhasil memetakan seluruh DNA manusia yang berjumlah 3 miliar, dan ternyata hanya beda 1% dari DNA simpanse.
Kesimpulannya, semakin dalam kita mempelajari proses penciptaan makhluk hidup sampai puncak penciptaan yaitu manusia, semakin tercengang kita mengetahui bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta dengan segala isinya melalui proses yang sangat rumit dan ratusan juta bahkan miliaran tahun yang tidak terjangkau oleh akal manusia. Namun di sisi lain, Tuhan juga ingin agar ciptaan-Nya dimengerti oleh manusia yang diberi anugerah kecerdasan untuk akhirnya mengetahui kebesaran-Nya.
Namun bukan itu yang ingin saya kemukakan dalam tulisan kali ini. Sejak menjadi anggota panitia pembangunan GKI Pondok Indah pada tahun 1986, di bawah ketua panitia pembangunan Bpk. Jacob Tobing beserta arsitek utama Bpk. Hargianto dan istrinya, Ibu Evelyne, saya ikut aktif dalam kepanitiaan berbagai kegiatan di GKI Pondok Indah. Berawal dari permintaan mantan penatua almarhum bpk.Anton Bruiner saya juga pernah menjadi pengurus Sekolah Tirtamarta dari tahun 1998-2005. Selain belajar seluk beluk bidang pendidikan di situ saya bergumul terutama dengan kesejahteraan para guru.
Sejak tahun 90-an saya lebih menitikberatkan pada kegiatan keluar.
Dan ternyata khotbah-khotbah pendeta belakangan ini selalu menganjurkan agar kita banyak melakukan pelayanan ke luar, kepada sesama kita, dan tidak selalu sibuk di antara kita sendiri. Dan itulah yang saya lakukan. Saya terjun dalam berbagai organisasi yang lazimnya terdiri atas mayoritas non Kristen. Anehnya, mereka selalu mengajak saya bergabung meskipun mereka sadar bahwa saya beragama Kristen. Mereka sangat menghormati saya, di mana dalam setiap diskusi,gagasan maupun pendapat saya selalu dihargai dan diperhitungkan. Dari situ saya makin menjaga diri,karena perilaku, tutur kata, pola pikir, dan sikap saya sedikit banyak dianggap mencerminkan keyakinan saya. Saya berprinsip bahwa ada banyak cara mengabarkan Injil kepada orang lain. Kita dapat menyaksikan-Nya melalui contoh hidup yang dilandasi dengan teladan Kristus yang lemah lembut, panjang sabar dan rendah hati.
Dari aktivitas-aktivitas ini, saya berkesempatan untuk bertemu dengan puncak pimpinan negara. Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman jemaat untuk juga beraktivitas keluar. Semoga Community Center kelak tidak berorientasi ke dalam, tetapi ke luar. Harapan saya Community Center nanti merupakan pusat yang ideal bagi pembekalan jemaat sebelum berkiprah keluar, dan bukan sarana untuk menyibukkan diri dengan urusan-urusan intern. Nilai investasi yang ditanam hendaknya menghasilkan multiplier effect yang berlandaskan 7 pilar yang telah disepakati bersama, sehingga keberadaan GKI PI dirasakan manfaatnya oleh banyak orang seperti yang telah digariskan visi misi GKI PI, semoga demikian. Amin.
Johannes Ongko Sutjahjo
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.