Ketika seorang muda berhasil menyelesaikan tugasnya di kantor dalam batas waktu yang telah ditentukan baginya, tidak seorang pun takjub. Tetapi saat seorang petani yang sederhana dengan pijatannya mampu menyembuhkan banyak orang sakit, yang konon tak kunjung sembuh di bawah perawatan dokter, orang berbondong-bondong mengunjungi rumahnya di daerah pedesaan untuk mengaguminya. Begitulah kerap kali. Hal-hal yang spektakular,dan yang tidak masuk akal, amatlah menarik dibandingkan dengan hal-hal yang terjadi seturut nalar kita.
Di kalangan orang beragama, kecenderungan ini lebih parah lagi. Juga di kalangan orang Kristen. Preferensi hampir selalu diletakkan pada berbagai fenomena dan kemampuan yang tidak masuk akal, karena diyakini bahwa yang seperti itu niscaya berasal dari Tuhan, atau tepatnya dimungkinkan oleh kuasa Roh Kudus. Sedangkan hal—hal yang biasa, hanyalah pekerjaan manusia.
Bezaleel dan Aholiab, serta para perajin yang bekerja membangun Bait Allah dalam bacaan kita, dipenuhi Roh Allah. Namun mereka lalu tidak menjadi rebah menggelepar-gelepar dalam keadaan tidak sadar, atau mampu melakukan hal-hal yang tak dapat dipahami. Sebaliknya mereka dipenuhi “dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan”, yang amat berguna bagi pekerjaan pembangunan Bait Allah.
Allah memenuhi kita dengan Roh-Nya, bukan untuk menjadikan kita lebih istimewa ketimbang orang lain, atau membuat kita tidak dapat dipahami orang lain. IA melakukannya agar kita diperlengkapi untuk melayani-Nya seturut kehendak-Nya. Entah itu yang adi kodrati sifatnya (biasanya ini amat jarang), entah yang biasa dan masuk akal (biasanya ini tak terhitung banyaknya). Dan dalam semua itu Roh Allah berkarya.
Setiap orang yang memberi diri untuk melayani Allah, niscaya akan dipenuhi Roh-Nya.
PWS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.