Jesus life style

Jesus life style or…?

Belum ada komentar 117 Views

Dimensi eskatologis dan etis dari kebangkitan Kristus

Bayangkanlah dua orang A dan B, sedang berperkara di pengadilan. Katakanlah bahwa pada akhirnya sang hakim mengetukkan palu dan menyatakan bahwa yang menang adalah si A. Apa artinya? Sang hakim bukan hanya mau mengatakan bahwa A yang memenangkan perkara, tetapi melalui ketukan palu tersebut, sang hakim juga mau membenarkan seluruh proses dan jalan yang sudah ditempuh A dalam hubungannya dengan perkara tersebut!

Dengan analogi tersebut, saya mau mengajak anda untuk melihat peristiwa kebangkitan Yesus Kristus. Dalam kebangkitan Kristus kita bukan hanya melihat Kristus yang menang, tetapi juga Allah yang telah membenarkan seluruh hidup dan perjuangan Yesus! Dengan kata lain, dalam kebangkitan Kristus, kita bukan hanya melihat dimensi eskatologis dari kebangkitan tersebut, yaitu kebangkitan kita semua kelak sebagai pengikut-Nya, tetapi juga dimensi etis dari kebangkitan tersebut, yaitu seluruh jalan hidup Yesus, yang telah dibenarkan oleh Allah.

Dalam dimensi eskatologis, kita mendapatkan jaminan keselamatan kita, sedangkan dalam dimensi etis, kita mendapatkan panggilan kita sebagai orang yang telah diselamatkan, agar kita mengikuti jalan hidup Yesus!

Biasanya, orang sangat senang dengan dimensi eskatologis dari kebangkitan Kristus, karena di dalamnya terdapat jaminan keselamatan. Tetapi tidak sedikit orang yang mengabaikan dimensi etis dari kebangkitan Kristus, karena di dalamnya terdapat sebuah panggilan yang tidak mudah, yaitu hidup sebagaimana Yesus hidup!

Makna kebangkitan Kristus buat kita

Pemahaman tentang dimensi kebangkitan Kristus ini menjadi penting bila kita mengajukan pertanyaan reflektif, apa makna kebangkitan Kristus buat kita yang hidup pada masa kini?

Menurut pemahaman saya, untuk menjawab pertanyaan tentang makna kebangkitan Kristus, maka pemahaman tentang dua dimensi kebangkitan Kristus tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Bagaikan mata uang yang punya dua sisi, maka kedua dimensi kebangkitan Kristus harus selalu hadir bersama. Itulah sebabnya Rasul Paulus berkata dalam Fil. 3:10-11: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Perhatikanlah, bahwa yang Paulus kehendaki bukan hanya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (dimensi eskatologis) tetapi juga mengenal Dia dan seluruh jalan derita-Nya (dimensi etis). Dengan kata lain Paulus bukan hanya ingin menjadi pengikut Kristus dalam arti masuk agama Kristen, tetapi Paulus sungguh-sungguh ingin menerapkan seluruh hidup Yesus dalam hidupnya! Itulah sebabnya dalam bagian lain suratnya, Paulus berkata: “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20a).

Menjadi Kristen (pengikut Kristus) memang bukan sekadar persoalan masuk agama Kristen, tetapi bagaimana kita hidup! Persoalan gaya hidup atau jalan hidup! Dan dalam terang kebangkitan Kristus, menjadi jelas buat kita semua, bahwa gaya hidup yang Allah kehendaki, adalah gaya hidup seperti Yesus! Dan kalau kita berbicara soal gaya hidup atau jalan hidup Yesus, kita harus mengakui bahwa gaya hidup kita sekarang ini justru banyak bertolak belakang dengan gaya hidup Yesus. Sebagai contoh misalnya, jalan hidup yang Yesus tempuh adalah jalan kasih dan pengampunan, sedangkan kita kerap kali lebih memilih jalan kebencian dan pembalasan!

Sebuah proses pembelajaran

Nah, kalau gaya hidup kita kerapkali bertolak belakang dengan gaya hidup Yesus, lalu bagaimana? Ternyata Paulus sendiri mengakui bahwa ia belum sempurna dalam menerapkan gaya hidup Yesus! (Fil. 3:12). Tetapi yang penting buat Paulus adalah, bahwa ia terus mau belajar menterapkan gaya hidup Yesus (mengarahkan diri dan berlari pada tujuan – Fil. 3:13-14). Jadi hidup kristiani memang merupakan sebuah proses pembelajaran terus menerus untuk menerapkan gaya hidup Yesus dalam gaya hidup keseharian kita. Tentu proses belajar ini harus dimulai dari sebuah pilihan terlebih dahulu, Jesus life style or……??

Dalam hal ini Paulus jelas sudah menentukan pilihannya, panggilan Allah baginya adalah panggilan untuk menerapkan jalan hidup Yesus dalam hidupnya. Bagi Paulus, ‘panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus’ (Fil. 3:14) bukan sekadar panggilan Allah melalui Yesus, tetapi panggilan Allah yang adalah seluruh hidup Yesus!

Lalu bagaimana dengan anda? Apa yang menjadi gaya hidup anda sekarang ini? Jesus life style or…???

Saya jadi ingat ungkapan Yesus dalam Yoh. 14:6: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup…” Banyak orang berdiskusi tentang ayat ini berkaitan dengan dimensi eskatologis, yaitu keselamatan melalui Yesus Kristus. Tentu dalam iman kristiani, saya amat setuju bahwa keselamatan hadir melalui Kristus. Tetapi sadarkah anda, bahwa ayat tersebut juga punya dimensi etis, yaitu jalan hidup yang benar menurut Allah adalah jalan hidup Yesus?? Gaya hidup yang seharusnya anda pilih adalah gaya hidup Yesus!

Apapun pilihan anda saat ini, Jesus life style or…??, melalui kebangkitan Kristus, Allah sudah menentukan pilihan-Nya buat anda, Jesus life style! Di abad globalisasi ini banyak sekali pilihan life style ditawarkan kepada kita, tetapi pilihan Allah tetap sama, Jesus life style! Mari kita terapkan gaya hidup Yesus dalam hidup keseharian kita, dalam relasi kita dengan sesama dan dunia, dalam relasi dengan pasangan hidup kita, dengan orangtua dan anak kita, dalam gaya kepemimpinan kita, dalam hidup bergereja kita, dan… banyak lainnya… Jesus life style!!!

Pdt. Rudianto Djajakartika

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Renungan
  • Allah hadir bagi kita
    Biarkanlah, biarkanlah itu datang, ya Tuhan. Kami berdoa pada-Mu, biarkanlah hujan berkat turun. Kami menanti, kami menanti. Oh hidupkanlah...
  • MENCINTA DENGAN SEDERHANA
    Aku Ingin Aku ingin mencintaimu ciengan sederhana: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu...
  • SULUNG DALAM PALUNGAN
    Persekutuan Perempuan Jumat, 9 Desember yang lalu, temanya adalah “Cinta dalam Kesederhanaan”. Saya jadi ingat puisi Sapardi Djoko Damono,...
  • MELAYANI ITU INDAH
    Ketika kita berbicara tentang “melayani” maka hal ini sangat dekat dengan kehidupan Kristiani. Melayani (Yunani: diakoneo artinya to be...