Surat Filemon ini adalah hadiah buat Gereja di sepanjang abad dan tempat. Jadi bukan hanya surat pribadi dari seorang Hamba Tuhan kepada Hamba-Nya yang lain. Jadi, meskipun surat Paulus lebih banyak bicara nasehat terhadap hal-hal yang praktis, tapi teologia Paulus sangat mendalam bicara tentang Kristus.
Dimana peran Kristus dalam surat Paulus kepada Filemon ini?
Sebagai seorang budak yang tidak berdaya, Onesimus menaklukan diri di bawah kaki Kristus yang mencintai dan menyelamatkan dia. Bisa jadi ia tidak diampuni oleh Filemon dan tetap saja mendapatkan hukuman dari pelanggarannya. Namun yang terbaik dia sudah dapatkan, yaitu Kristus yang menyelamatkannya.
Apakah kita adalah orang-orang yang pernah melakukan kesalahan seperti Onesimus dan ada orang-orang yang tidak bisa mengampuni kita? Yakinlah bahwa Kristus melihat hati kita dan Dia akan menerima kita jika kita bertekad untuk berubah dan mengikuti Dia.
Sebagai seorang Rasul, Paulus berperan untuk mengajak sebanyak-banyaknya umat Tuhan untuk bertobat dan mengampuni, mengasihi dan menerima siapapun yang bersalah kepada mereka. Berita pengampunan menjadi tema sentral suratnya sehingga apapun respon Filemon, Paulus telah menggunakan seluruh pikirannya, energinya, bahkan uangnya untuk mengembalikan seorang berdosa ke jalan yang benar. Kalau bukan Kristus inspiratornya, tentu Paulus yang sedang menderita di dalam penjara bisa saja masa bodoh terhadap hal ini.
Apakah kita juga pernah membawa orang lain untuk mengalami pengampunan Kristus? Mungkin kita juga perlu berkorban untuk hal ini. Namun percayalah bahwa Kristus yang akan menolong kita untuk berani melakukannya, agar semakin banyak orang kembali kepada Kristus.
Sebagai seorang tuan, kita belajar dari Filemon bahwa keputusan mengikut Kristus tidak hanya sekadar memiliki status pengikut Kristus. Tetapi pengikut Kristus yang sejati juga menjadi pelaku kasih Kristus. Bahkan ada pengorbanan yang harus kita alami, untuk menguji kasih kita kepada Dia. Jadi menerima Onesimus bukankah usaha manusiawi belaka, diperlukan kuasa Ilahi untuk mengasihi seorang yang bersalah kepada kita 70 kali 7 kali.
Tantangan ini juga diberikan kepada kita seumur hidup. Apakah kita bisa dengan kasih dan kuasa Kristus melakukannya? Untuk itu, jangan bandingkan diri kita dengan Filemon. Tapi teladanilah Kristus yang mati bagi kita, yang bangkit dan menang untuk kita juga. Dialah kekuatan kita untuk membuat mereka yang jauh menjadi dekat. Kiranya pengampunan dan kasih Kristus menjadi kekuatan kita. Tuhan memberkati saudara!
RJS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.