Tak jarang media informasi memberitakan tindak kejahatan dilakukan dengan beragam cara nan kreatif. Tidak mengherankan pula jika stigma terhadap orang asing menjadi buruk. Kita khawatir, waspada, curiga, dan akhirnya enggan untuk terbuka atau menolong orang asing. Padahal setiap harinya kita selalu berhadapan dengan orang-orang asing. Di saat yang bersamaan, kita juga seringkali lupa bahwa sakit hati atau kecewa terberat itu justru datangnya dari orang yang dekat, orang yang telah membangun relasi dengan kita.
Pasti selalu ada resiko ketika terbuka apalagi menolong orang asing, tapi resikonya tidak selalu buruk. Ada potensi berharga yang bisa juga muncul dari sana (ay. 2). Semua resiko itu Yesus ambil. Ia berkorban demi semua orang, kasih-Nya menjangkau yang jauh sekalipun. Ia bahkan menyahabati orang asing yang Ia temui. Ini menunjukkan kasih besar yang bisa kita rasakan dan sekaligus menginspirasi kita untuk hidup di dalamnya, untuk juga membuka diri terhadap orang asing dan lalu menemukan potensi-potensi yang ada dari hubungan itu. Demikian juga sebenarnya dalam hubungan yang telah terbangun terdapat potensi buruk bisa saja terjadi. Maka penulis surat ini tidak hanya sekadar mendorong untuk mengusahakan keterbukaan bagi orang asing, melainkan juga terus memeriksa dan merawat relasi yang ada (ay. 1). Pernikahan perlu dijaga kekudusannya, uang jangan sampai salah dimaknai sanpai menjadi akar bagi perpecahan. Kisah hidup Yesus juga menunjukkan bagaimana Ia terus merawat relasinya dengan penuh kesetiaan dan kasih melalui pendampingannya kepada murid-murid serta tindakannya pada Lazarus. Yang dekat dan sudah terbangun tetap perlu dijaga dan dirawat agar jangan sampai jadi batu sandungan yang menjegal kehidupan bersama.
Bacaan ini bukan hanya tertuju dan relevan bagi para pembaca di masanya, melainkan juga untuk kita. Di masa-mada orang asing menjadi yang paling kita curigai, di saat kita menganggap remeh relasi yang telah kita bangun dan merasa semua akan selalu baik-baik saja, justru kita diajak untuk melakukan yang sebaliknya. Kita dipanggil untuk mengembangkan semangat persahabatan dengan terbuka dan menjadi sahabat bagi orang asing, maupun dengan terus menjaga dan merawat relasi yang ada. Menjadi panggilan kita semua untuk terus menjadi sahabat yang baik, baik kepada yang dekat maupun yang jauh. Dengan demikian, kita semua dapat terus tumbuh dan saling menumbuhkan dalam persahabatan. Mari kita berjuang bersama.
KTM
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.