“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat. 25:40)
Ketika kita bisa melewati tahun 2020 dengan selamat dan memulai lembaran baru di tahun 2021, maka kita sungguh patut bersyukur. Tak terbayangkan beberapa bulan lalu bahwa kita bisa melewati masa-masa wabah Covid-19 yang begitu mencekam dan menakutkan. Ada satu perenungan yang tersisa dari masa-masa kelam itu. Ketika pemerintah menganjurkan WFH, baik dalam arti Work from Home maupun Worship from Home, banyak gereja sigap untuk menyiapkan ibadah virtual. Kanal YouTube tiba-tiba saja menjadi begitu populer di antara warga jemaat.
Sayangnya, di tengah-tengah kesigapan gereja ini, di sebagian tempat, warga jemaat miskin justru lepas dari perhatian. Orang- orang ini tidak mengenal dan tidak memiliki akses terhadap teknologi gadget. Jangankan mengikuti ibadah online melalui live streaming di kanal YouTube, HP atau TV saja mereka tidak punya. Boro-boro beli kuota data, beli makanan sehari-hari untuk keluarga pun mereka kesulitan. Sebagian orang mungkin sedih dan bingung karena kehilangan pekerjaan.
Perikop kita hari ini mengingatkan bahwa apa yang kita lakukan pada orang-orang miskin, lapar, tertawan, tak berdaya, justru menjadi tolok ukur bagi Allah untuk menilai kualitas diri kita. Itu sebabnya Yesus pernah memperingatkan murid-murid- Nya, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga (Mat. 7:21). [Pdt. Paulus Sugeng Widjaja]
REFLEKSI:
Dalam setiap langkah hidup kita, jangan pernah melupakan orang-orang yang miskin dan menderita. Itulah tolok ukur kualitas iman kita.
Ayat Pendukung: Pkh. 3:1-13; Mzm. 8; Why. 21:1-6a; Mat. 25:31-46
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.