Sebab, keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. (Rm. 8:6)
Ada seorang yang menggelapkan uang perusahaan untuk membeli banyak barang. Ada juga yang terlibat “pinjol” (Pinjaman Online) agar dapat memenuhi keinginannya. Kita hidup di tengah dunia yang tanpa kita sadari menggiring kita pada gaya hidup konsumerisme. Kita dengan mudah melihat kehidupan orang lain dan dengan mudah pula terjebak untuk mengikuti kehidupan orang lain. Kita tidak lagi melihat apakah itu benar kebutuhan atau hanya keinginan daging?
Roma 8 mengingatkan kita untuk waspada terhadap keinginan daging. Keinginan daging akan membawa kita pada kebinasaan. Dalam kehidupan kita perlu membedakan mana kebutuhan, mana keinginan. Apa yang menjadi keinginan kita belum tentu itu kebutuhan kita. Apalagi kita hidup di tengah dunia yang tantangan untuk memenuhi keinginan daging itu menjadi semakin tinggi. Hidup kita dikelilingi dengan tawaran- tawaran yang menggiurkan mata kita. Tawaran-tawaran dengan mudah dilihat melalui telepon genggam kita. Gaya hidup orang lain juga kerap menggoda kehidupan kita.
Jika kita hidup menurut daging maka kita hanya akan memikirkan hal-hal yang dari daging. Kita akan terjebak pada sikap hidup untuk makan dan bukan makan untuk hidup. Kita akan terjebak pada sikap membeli apa yang kita inginkan bukan menelaah terlebih dahulu apakah memang ini kebutuhan kita. Mari belajar waspada terhadap keinginan daging yang sering kali membelenggu kita. [Pdt. Cordelia Gunawan]
REFLEKSI:
Tidak selalu yang kita inginkan adalah yang kita butuhkan.
Ayat Pendukung: Yes. 1:1-4, 16-20; Mzm. 29; Rm. 8:1-8
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.