Markus 10:17-31 membawa kita pada kisah seorang pemuda kaya yang datang kepada Yesus mencari kehidupan yang kekal, namun meninggalkan Yesus dengan sedih karena keterikatannya pada harta duniawi. Melalui kisah ini, Yesus mengajarkan bahwa kebajikan dan tujuan hidup sejati tidak dapat ditemukan dalam kekayaan atau status, tetapi dalam mengikuti jalan Tuhan dan memusatkan hidup pada nilai-nilai kekal.
Dalam konteks keluarga, pertumbuhan dalam kebajikan berarti kita bersama-sama membantu satu sama lain untuk menemukan dan memahami tujuan hidup kita yang sejati di dalam Tuhan. Ini bisa dimulai dengan merenungkan prioritas kita: Apakah kita lebih mementingkan hal-hal fana dibanding relasi kita dengan Tuhan dan sesama? Bagaimana kita mendefinisikan kesuksesan dan kebahagiaan dalam keluarga kita? Yesus menantang kita untuk melepaskan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk mengikuti-Nya sepenuhnya dan ini mungkin berarti kita harus mengevaluasi ulang apa yang kita kejar dan prioritaskan serta bagaimana kita membimbing anggota keluarga kita.
Pertumbuhan dalam kebajikan adalah proses yang memerlukan keberanian untuk melepaskan yang sementara dan menggantikannya dengan yang kekal. Sebagai keluarga, mari kita saling mendukung untuk hidup bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk tujuan yang lebih besar yang Tuhan tetapkan bagi kita. Ketika kita mengenal dan mengikuti tujuan hidup yang sejati, kita akan menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang tidak bisa diberikan oleh dunia ini. (ASC)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.