“… akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” (Luk.15:7)
Jika orang-orang yang dianggap tidak baik oleh masyarakat datang mendengarkan Yesus, menurut Andaapayangdisampaikan Yesus? Celaankah? Mereka sehari-hari sudah kenyang dengan celaan. Atau, mengungkit-ungkit dosa dan kejahatan mereka? Bukankah semua orang juga pernah melakukan kejahatan dalam kadar dan jenis yang berbeda? Lalu, apa kira-kira yang membuat mereka datang dan mendengarkan Yesus?
Melalui sosok gembala dan juga perempuan yang dikisahkan giat mencari hal berharga yang tengah hilang dari kehidupan mereka, kita dapat mengenali Allah seperti apa yang sedang diperkenalkan Yesus kepada para pendosa. Allah adalah Dia yang tekun mencari dan amat gembira untuk segera bersatu kembali dengan anak-anak-Nya yang jauh dari-Nya. Allah bukanlah Allah yang mencaci dan angkuh. Allah memilih untuk membuka relasi dan menyapa setiap hati yang merana karena suramnya dosa. Melalui Kristus, surga menjadi tempat orang-orang yang hatinya diubahkan, bukan tempat unjuk prestasi kesucian diri.
Mengingat kembali kabar baik ini, semoga kita tidak berkecil hati apalagi takut untuk selalu datang dan mendengarkan Tuhan Yesus. Adakalanya mungkin hidup menjadi suram karena kesalahan yang sudah kita lakukan. Atau, mungkin kita merasa jauh dari kasih Allah karena perilaku orang lain yang sudah menyakiti kita. Ingatlah, Tuhan Yesus selalu menerima dan berkenan “makan” bersama-sama dengan kita. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah bentuk penerimaan Allah akan kelemahan diri kita ikut memengaruhi cara kita menanggapi kelemahan orang lain?
Ayat Pendukung: Yer. 4:11-12, 22-28; Mzm. 14; 1Tim. 1:12-17; Luk. 15:1-10
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.