“Akulah TUHAN, Aku akan membebaskan kamu ….” (Kel. 6:5)
Perikop ini dibuka dengan perkenalan Allah kepada Musa: “Akulah TUHAN.” Dalam bacaan sesingkat delapan ayat ini, tiga kali Allah menyebut nama-Nya: “Akulah TUHAN.” Meski demikian, beberapa kali “Akulah TUHAN” mengawali kerja Allah. “Akulah TUHAN” adalah Allah yang menampakkan diri, mengadakan perjanjian, memberikan tanah perjanjian, mendengar erang, membebaskan dan melepaskan, menebus, dan membawa umat-Nya. TUHAN dalam keyakinan Israel adalah Allah yang bekerja, tidak hanya duduk di takhta untuk menerima pujian dan sembahan. TUHAN adalah Allah yang bekerja untuk, di antara, dan bersama umat-Nya.
Allah menebus untuk umat-Nya yang diperbudak di Mesir. Allah membawa umat-Nya sebagai tanda kehadiran- Nya di antara mereka. Allah mengutus Musa kepada Israel sebagai pengantara suara-Nya. Bukan hanya bagi Israel di zaman Musa, Allah juga menyatakan diri dan bekerja bagi kita.
Allah sudah, sedang, dan akan terus bekerja bagi kita. Kini, apakah dan bagaimanakah kita akan bekerja sama dengan Allah yang ada di antara kita untuk dunia dan kemanusiaan? Atau, seperti orang Israel, kita tidak mendengarkan suara Allah, yaitu firman Tuhan? Atau, juga seperti Israel, tidak mendengarkan suara Allah karena kita putus asa merasa bekerja sendiri tanpa Allah? Marilah kita merancang kerja bagi umat dan dunia bersama Allah. [Pdt. (Em.) Rasid Rachman]
DOA:
Ya Allah, saya ingin bekerja bersama-Mu dalam bidang yang saya geluti saat ini. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 2; Kel. 6:1-8; Ibr. 8:1-7
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.