Injil Matius, sebagai injil yang sangat dekat dengan tradisi PL amat mengenal simbolisasi ‘air’ sebagai wujud kekacauan (chaos). Apalagi ketika air itu menjadi gelombang yang besar. Sungguh sebuah gambaran chaos yang membesar dan amat menakutkan. Saya membayangkan seperti sebuah krisis, ketika dimulai, dan eskalasi krisis itu makin lama makin besar. Sungguh menakutkan.
Bacaan kita hari ini dibuka dengan gambaran seperti itu, ditutup dengan pengakuan bahwa Yesus sungguh adalah Anak Allah. Sebuah ungkapan yang khas Matius, untuk menunjukkan Allah yang hadir dalam kasih karuniaNya melalui Yesus (bdk. Mt. 27:54). Di antara pembuka dan penutup kisah, adalah kisah Petrus yang memenuhi undangan Yesus untuk datang kepadaNya namun tenggelam. Petrus berteriak: ‘Tuhan tolonglah aku!’, lalu Yesus mengulurkan tanganNya dan menolong Petrus.
Melalui kisah ini kita belajar beberapa hal:
- Allah selalu hadir di tengah berbagai gelombang kehidupan yang mungkin akan atau sedang kita alami.
- Allah mengundang kita untuk menghadapi gelombang itu bersamaNya. Kita harus berani melangkah meskipun pijakan kita bagai air yang bergelora.
- Ketika kita mulai ragu, takut dan tenggelam, jangan ragu untuk memohon pertolonganNya: “Tuhan tolonglah aku!”
Kita patut bersyukur karena sobat kita yang setia, yaitu Yesus adalah ‘sungguh anak Allah’. Di dalam Dia kita boleh melihat Allah yang hadir dengan kasih karuniaNya dan selalu siap menolong kita. Perjalanan iman memang tidak selamanya mudah, tetapi ketika iman kita mulai goyah, janganlah ragu untuk berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!”
RDj.
1 Comment
MUTIARA ZEGA
November 23, 2011 - 11:54 amKhotbahnya bagus, memberiku kekuatan dalam menjalani hidup ini. sangat bener bahwa ditengah ombakpun TUHAN senantiasa bersama dengan kita. Thx EYO