“Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu.” (Kej. 26:24)
Salah satu kegiatan yang disukai keluarga kami adalah travelling. Terkadang, kami pergi hanya dengan bermodalkan peta (pada zaman dulu) dan sekarang menggunakan GPS. Satu kali, saya dan suami tiba di sebuah gua yang sangat gelap. Kami berdua berjalan bersisi-sisian, hati saya takut dan khawatir, entah apa yang akan saya temui di depan sana. Dalam ketakutan, saya segera mendekat ke suami, lalu berkata: “Pa, saya takut.” Ia pun segera memegang tangan saya dan tidak melepaskan saya barang sedetik pun, sampai kami tiba di tengah gua dan mendapat seberkas cahaya, yang memperlihatkan keindahan bagian dalam gua.
Kejadian 26 berkisah tentang Ishak di negeri orang Filistin. Ketika berada di negeri yang bukan negerinya sendiri, Ishak mengalami kekhawatiran dan ketakutan. Di dalam kekhawatirannya, Ishak sampai tidak mengakui bahwa Ribka adalah istrinya (ay. 7). Namun, Tuhan senantiasa mengingatkan Ishak untuk tidak takut karena Tuhan selalu menyertai Ishak.
Perasaan takut, khawatir dan cemas tidak pernah bisa dihilangkan dari hidup manusia. Semua kita pasti pernah merasa takut dan khawatir. Ada banyak hal yang dapat membuat kita merasa takut dan khawatir, khususnya saat kita berhadapan dengan ketidakpastian, baik itu soal kesehatan, keluarga, atau pekerjaan. Namun, satu hal harus kita tanamkan di dalam hati kita, bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita seorang diri dalam situasi yang seperti apa pun. Jangan takut! [Pdt. Engeline Chandra]
DOA:
Ajar kami Tuhan, untuk tidak merasa takut dan khawatir dalam hidup ini, karena kami tahu Engkau menyertai kami. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 13; Kej. 26:23-25; Luk. 17:1-4
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.