Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.” (Luk. 13:12)

Ada begitu banyak peraturan agama yang mengatur kehidupan orang Yahudi, di antaranya peraturan Sabat. Peraturan Sabat dibuat untuk mengatur agar umat memiliki waktu khusus bersama dengan Tuhan. Namun tentunya, peraturan agama tidak dimaksudkan untuk membuat manusia menjadi tidak manusiawi akibat harus tunduk pada peraturan yang ada.

Yesus menunjukkan sikap yang berbeda terhadap aturan Sabat. Misalnya, saat Ia melihat seorang perempuan yang bungkuk punggungnya, selama 18 tahun, karena dirasuki roh. Dapat dibayangkan betapa besar penderitaan yang ditanggung oleh perempuan itu. Telah lama ia menantikan ada orang yang dapat melepaskannya dari jeratan roh itu. Saat melihat perempuan itu, Yesus berkata, “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.” Ajaib! Perkataan Yesus membuat perempuan itu dapat berdiri tegak sehingga ia pun memuliakan Allah. Sayangnya, respons kepala rumah ibadat berbeda. Kepala rumah ibadat justru gusar dengan pelanggaran Sabat yang dilakukan Yesus. Namun, Yesus menegaskan bahwa Sabat ada untuk melepaskan, bukan untuk mengikat. Jangan munafik. Bila ternak saja dilepaskan supaya dapat makan pada hari Sabat, apalagi melepaskan ikatan Iblis atas perempuan itu.

Yesus menghendaki kita menghayati iman kita kepada-Nya. Hal itu kita lakukan dengan melepaskan sesama dari keterikatan, beban dan pergumulan mereka, bukan malah membebani mereka.[Pdt. Melani Ajub]

DOA:
Ya Tuhan, tolong kami agar dapat menjadi alat-Mu untuk mendatangkan kelepasan dan kelegaan di hati sesama. Amin.

Ayat Pendukung: Yer. 1:4-10; Mzm. 71:1-6; Ibr. 12:18-29; Luk. 13:10-17
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.