Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. (Yes. 42:3)
Buluh bukanlah sesuatu yang begitu istimewa. Ia hanya alang-alang kering yang tumbuh liar di banyak tempat. Kita dapat menemukannya dengan mudah. Oleh karena itu, ketika ada buluh yang patah, ia akan segera dibuang karena sudah tidak ada gunanya lagi. Ia sudah menjadi sampah. Begitu juga dengan sumbu yang nyalanya sudah pudar. Ia akan langsung dibuang sebab tidak ada gunanya lagi.
Uniknya, kedua benda yang sudah tidak berguna ini digunakan Yesaya untuk menggambarkan karya dari Mesias yang ia nubuatkan. Buluh yang patah tidak akan diputuskan, demikian juga sumbu yang sudah pudar nyalanya tidak akan dipadamkan. Kedua benda yang sudah dianggap sampah oleh banyak orang justru diperhatikan dan bahkan tetap diberi kesempatan hidup oleh Sang Mesias. Mereka tetap berharga di mata-Nya; mereka tidak diluputkan dari karya keselamatan Sang Mesias.
Nubuat nabi Yesaya menjadi pengharapan bagi setiap umat yang percaya Yesus Kristus sebagai Mesias. Keselamatan yang dinyatakan Yesus Kristus tidak hanya untuk orang-orang yang dianggap baik, hidup dalam kesalehan, kebenaran, dan kesempurnaan. Orang-orang yang diremehkan, dianggap tidak memiliki masa depan, bahkan dianggap “sampah masyarakat” pun tetap Ia perhatikan dan selamatkan. Tidak usah takut bagaimana orang lain menilai hidup kita. Di hadapan-Nya, kita tidak dibiarkan patah dan padam. [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]
DOA:
Ampunilah kami, ya Allah, yang terkadang meremehkan orang-orang yang dianggap tidak baik. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 42:1-9; Mzm. 36:6-12; Ibr. 9:11-15; Yoh. 12:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
Adrian FR
November 12, 2023 - 9:32 pmSangat membantu dalam memahami konteks bacaan yang dikaitkan dengan kontek kehidupan / pergumulan yang kita hadapi