Aku tidak akan mati, tetapi tetap hidup, untuk menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN. (Mzm.118:17)
Ayub adalah seorang penyandang disabilitas. Ia kehilangan penglihatannya sejak lahir. Namun orang tuanya tidak patah semangat. Ayub kecil diperkenalkan pada seorang guru piano. Ia ternyata sangat berbakat di bidang musik. Sekalipun Ayub tidak bisa melihat, namun telinganya sangat tajam untuk mengenali aneka not. Jari-jemari bergerak lincah di atas tuts-tuts piano, di saat ia sedang memainkan lagu dengan tempo yang berbeda. Ayub aktif dalam pelayanan di gereja. “Saya tidak bisa berdiam diri atas kebaikan Tuhan,” katanya menjelaskan alasannya mau melayani.
Pemazmur juga adalah seseorang yang telah mengalami kebaikan Tuhan. Karena itu, Mazmur 118 ini, diawali dan diakhiri oleh seruan yang sama, “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!” Bukan berarti bahwa kehidupan pemazmur tanpa masalah. Sebaliknya, hidupnya berada dalam ancaman, di tengah perang yang terjadi. Di tengah ancaman itu, ia mengalami pertolongan Tuhan. Karena itulah sang pemazmur yakin bahwa ia tidak akan mati, tetapi hidup sehingga ia dapat menceritakan kebaikan Tuhan.
Kehidupan ini tidak luput dari hadirnya aneka persoalan. Namun di dalamnya Allah ternyata tetap hadir dan menyatakan kebaikan-Nya bagi manusia. Sebagai orang-orang yang telah mengalami kebaikan-Nya, maka kita diajak untuk mau menceritakan segala kebaikan-Nya. Tujuannya adalah supaya semakin banyak orang yang mengenal dan percaya kepada Dia. [Pdt. Natanael Setiadi]
DOA:
Tuhan, mampukanlah aku untuk menceritakan perbuatan-Mu, sehingga orang lain semakin mengenal-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Kid. 3:1-11; Mzm. 118:1-2, 14-24; Mrk. 16:1-8
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
Tasya
April 3, 2024 - 7:53 pmMudah di pahami