Bacaan Yohanes 14 dalam minggu ini adalah wejangan akhir Yesus sebelum matinya. Yesus membesarkan hati para murid agar tetap teguh mengikut Dia. Sebab keteguhan inilah yang dapat menumbuhkan iman para murid. Keteguhan apa yang Yesus harapkan? Keteguhan untuk tetap mengasihi dalam keadaan sulit.
Perjalanan hidup bangsa kita tidaklah mulus. Ada banyak kerikil bahkan batu yang menyandung hidup Kristen kita disini. Bahkan jika kita kehilangan arah, kita bisa menganggap bahwa hidup sebagai seorang Kristen di negeri ini adalah sebuah kesalahan. Namun demikian, Yesus sendiri sudah mengingatkan para murid-Nya sejak ribuan tahun yang lalu: Hidup Kristen yang tidak mulus, bukanlah hambatan dan akhir dari segalanya.
Justru di saat sulit itulah, Sang Penolong akan menyertai kita di dunia ini saat dunia justru tidak menerima Roh Kebenaran. Yesus bahkan memerintahkan para murid untuk tetap mengasihi. Dalam konteks kita: tetap mengasihi bangsa kita, tetap mengasihi orang-orang yang membenci kita dan tetap mengasihi mereka yang memusuhi kita. Mengapa? Menurut Petrus, karena dengan mengasihi atau berbuat baik seperti itulah, mereka melihat Kristus di dalam kita dan Kristus membawa mereka kepada Allah (ayat 18).
Mengapa dalam bacaan Yohanes, mengasihi adalah “perintah”? Rupanya kata ini mengandung kekuatan yang digerakkan oleh hubungan batin dari Sang Guru. Bukan kita yang mengasihi, tetapi kasih Yesus yang kita alamilah yang menggerakkan hati kita untuk mengasihi mereka yang tidak sudi kita kasihi. Itulah penggerak kita yang dalam berbuat baik dan mengasihi.
Pertanyaannya:
- Apakah kita sudah memiliki kekuatan yang digerakkan oleh kasih Yesus untuk mengasihi mereka yang tidak layak kita kasihi?
- Cara apa saja yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan kekuatan kasih Tuhan melalui kita itu? Menurut Petrus: Berbuat baik. Tapi dengan cara apa saja secara praktisnya? Setiap kita punya cara yang berbeda-beda tentunya!
Riajos03/2017
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.