Sebab Allah tidak memandang bulu. (Rm. 2:11)
Saat berumur 14 tahun, Michelangelo datang berguru seni pahat kepada Bertoldo di Giovanni. Bertoldo segera menyadari bakat Michelangelo, tetapi ia tahu bahwa orang berbakat sering tergoda untuk mengandalkan bakatnya begitu saja dan tidak bekerja keras untuk mengembangkannya secara maksimal. Konon, pada suatu hari, saat Michelangelo membuat sebuah patung dengan kualitas rendah yang tidak sesuai dengan kemampuannya, Bertoldo segera mengambil palu dan menghancurkannya berkeping-keping. Ia pun berkata keras, “Michelangelo, bakat itu memang didapat dengan mudah, namun perlu pengabdian yang besar dalam mengembangkannya.”
Orang Yahudi percaya bahwa mereka adalah bangsa pilihan Tuhan. Mereka beranggapan bahwa mereka tidak perlu berjuang karena tidak akan ada penghakiman Allah kepada mereka. Paulus membongkar kepercayaan diri yang palsu itu. Bagi Paulus, justru sebagai bangsa pilihan, bangsa Yahudi pun menempati urutan pertama dalam penghakiman. Allah tidak mempunyai favorit dan itu berarti tidak ada perbedaan antara Yahudi dan non-Yahudi. Oleh karena itu, bangsa Yahudi yang mendapat kepercayaan lebih justru mempunyai tanggung jawab yang lebih. Mereka harus lebih bekerja keras menunjukkan keterpilihan mereka itu dengan lebih baik.
Itu juga berlaku bagi kita. Kita yang telah mendapat lebih juga akan dituntut tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan orang lain. [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Keterpilihan adalah awal, selanjutnya adalah pertanggungjawaban.
Ayat Pendukung: Mzm. 83:2-5, 10-11, 18-19; Hak. 4:8-24; Rm. 2:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.