Seorang Ibu bertanya kepada kedua anaknya, “Apakah kalian mengasihi aku?” Serentak dan spontan mereka menjawab: “Tentu, aku sangat mengasihimu, Ibu!” Kemudian si Ibu berkata kepada si sulung, “Kak, Ibu sangat mengharapkan bantuanmu hari ini?” Si sulung menjawab, “Duh, Bu saya sibuk sekali, lain waktu saya akan membantumu.” Kemudian si bungsu berkata, “Bu saya juga sibuk tapi saya akan berusaha mengatur kegiatan saya dan memprioritaskan engkau, Bu.” Menurut saudara siapakah yang taat dan mengasihi Ibu tersebut?
Dalam injil Markus 12: 30-31, Yesus memberikan perintah terbesar dan terutama, yaitu mengasihi Tuhan dan sesama manusia. Hal ini juga disebut dalam Ulangan 6:4-5. Kasih bukan sekadar kata-kata tetapi perbuatan mengasihi. Kasih pada Tuhan berkaitan dengan ketaatan pada perintah-Nya. Jadi, berbicara tentang ketaatan sebenarnya berbicara tentang kasih. Seperti kata-kata Yesus dalam Yohanes 14:15 “Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Saat kita taat pada Yesus, kita sedang menunjukkan bahwa kita mempercayai Dia. Ketaatan adalah ungkapan kasih kita kepada Tuhan. Maka, pertanyaannya adalah, “Sudahkah kita taat?” Jawaban kita bukan tentang bagaimana kebiasaan kita beribadah dan seberapa banyak kita mendengar Firman Tuhan, tetapi kualitas hidup dalam berelasi dengan Tuhan dan sesama.
Ketaatan mengenai keputusan kita melakukan perintah Tuhan dengan sukacita dan gembira. Jadi, jika kita memiliki masalah ketaatan, kita memiliki masalah kasih seperti ilustrasi anak yang berkata “Aku mencintaimu, Bu!”, tetapi tidak ada upaya untuk menyatakan cintanya sebagai buah dari ketaatan. (LS)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.