“Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” (Mat. 17:5)
“Apakah Anda mengenal Jokowi?” tanya saya kepada seorang pengemudi ojek online. “Ya” jawabnya. “Kenal atau sebatas tahu, Pak?” tanya saya lebih lanjut. Dia tertawa saja. Saya lalu berpikir bahwa hubungan kita dengan Yesus perlu kita renungkan dengan baik: apakah kita sungguh-sungguh mengenal Yesus atau sekadar tahu?
Yesus meminta Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk tidak memberitahu siapa pun apa yang telah mereka lihat hingga kebangkitan-Nya. Yesus berkata demikian karena Ia tahu mereka belum sungguh mengenal-Nya; mereka tidak bisa menjelaskan hal yang mereka tidak pahami. Pertanyaan mereka di ayat 10 menunjukkan ketidakmengertian mereka. Mereka tahu Yesus Mesias, tetapi mereka masih harus belajar hal-hal penting tentang kematian dan kebangkitan-Nya.
Yesus lebih dari sekadar pemimpin yang hebat, pribadi eksemplaris bagi hidup manusia, seorang yang berpengaruh, atau salah satu nabi yang hebat. Dia adalah Anak Allah. Simaklah contoh berikut, anak kucing adalah kucing, anak singa adalah singa. Pernyataan Yesus Anak Allah, artinya Yesus adalah Allah. Ketika kita memahami kebenaran ini, respons yang paling tepat adalah menyembah-Nya. Ketika kita memiliki pemahaman yang tepat tentang Kristus, maka kita akan menaati-Nya.
Siapakah Yesus? Kenalkah kita secara pribadi dengan Yesus? Kenalkah Yesus secara pribadi dengan kita? Maukah kita mengenal dan dikenal oleh-Nya? [Pdt. Indra Kurniadi Tjandra]
DOA:
Tuhan, ajar aku mengenal-Mu, dekat dengan-Mu. Bukakan diri-Mu terhadapku ya Tuhan, supaya aku tidak salah dalam memahami-Mu.
Ayat Pendukung: Kel. 24:12-18; Mzm. 2; 2Pet. 1:16-21; Mat. 17:1-9
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.