“Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” (Luk. 21:18-19)
Orang-orang yang marah ada di seluruh penjuru dunia. Marah kepada kelompok yang berbeda, marah karena ketidakadilan ekonomi, marah karena memakai kaos dengan tulisan berbeda, dan lain-lain. Marah di dunia nyata lalu meneror hingga ke media sosial. Kemarahan di mana-mana. Pankaj Mishra menyebut dunia kita sedang berada di zaman kemarahan (Age of Anger).
Murid-murid Yesus berada di Bait Allah dan kagum ketika mengamati kemegahan bangunan tersebut (ay. 5). Namun, Yesus mengingatkan bahwa Bait Allah yang menjadi pusat ibadah Israel dan menjadi lambang kehadiran Allah itu, suatu saat akan hancur (ay. 6). Ia pun menegur mereka agar tidak terlalu cepat mengharapkan kedatangan-Nya yang kedua kali. Para murid juga harus waspada agar tidak sampai disesatkan oleh mesias palsu yang mengklaim bahwa mereka adalah Mesias (Kristus, orang yang diurapi Allah secara khusus) dan menyatakan bahwa akhir zaman akan segera tiba (ay. 8-9). Para murid akan mengalami penganiayaan (ay. 12). Uniknya, kesesakan itu justru menjadi kesempatan bagi para murid untuk bersaksi tentang Mesias (ay. 13). Dalam situasi sulit demikian mereka tidak perlu khawatir, sebab Yesus akan menolong (ay. 14-15).
Dari masa ke masa, murid-murid Kristus mengalami pelbagai tantangan hidup, tekanan dan aniaya. Kendati demikian, murid Kristus diminta untuk tetap setia kepada Kristus dan berjaga-jaga senantiasa. Kristus akan menolong kita menghadapi segala tekanan dan tantangan hidup, sehingga kita terhindar dari kemarahan. (Pdt. Budiman)
REFLEKSI:
Bagaimana kesesakan yang Anda alami di dalam zaman ini menjadi kesempatan bagi Anda untuk bersaksi tentang Kristus?
Ayat Pendukung: Mal. 4:1-2a; Mzm. 98; 2Tes. 3:6-13; Luk. 21:5-19
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.