Thomas Kempis dalam bukunya “Imitatio Christi”, memulai dengan mengutip Yoh.8:12 “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
Ketika seseorang ingin memeroleh terang dalam jalan hidupnya dan tidak terjebak dalam kegelapan, hendaklah ia hidup sebagaimana Kristus telah menjalani kehidupan ini.
Melalui bacaan kita hari ini, Yesus mengajarkan sebuah sikap rendah hati. Rendah hati sangat berbeda dan bertolak belakang dengan rendah diri. Rendah hati berarti tidak memposisikan dirinya lebih tinggi daripada orang lain, namun sejajar atau bahkan rela mengambil posisi yang tidak dikehendaki oleh yang lain seperti yang dikatakan Santo Theresa dari Lisieux: “Saya selalu memilih tempat yang saya tahu tidak akan diambil oleh siapa pun dari saya. “
Dalam kehidupan bersama di suatu komunitas, kita membayangkan adanya suatu kebersamaan yang kokoh, cita-cita yang sama, dan keramah tamahan satu dengan yang lain. namun di sisi lain komunitas juga dapat menunjuk pada suatu kelompok sektarian-eksklusif, dengan bahasa yang hanya dapat dimengerti oleh kelompok tertentu, kelompok tertutup yang anggota-anggotanya merasa sempurna dan puas tinggal di dalamnya. Namun sebenarnya komunitas pertama-tama menunjuk pada mutu batin. Komunitas berkembang berdasar pada keyakinan bahwa kita hidup bukan untuk diri kita sendiri, tetapi hidup satu bagi yang lain. Komunitas adalah buah kemampuan kita untuk menjadikan kepentingan orang lain lebih penting daripada kepentingan kita sendiri.
Ini lah yang mau Yesus ajarkan, ketika kita hidup dalam sebuah komunitas, bagaimana kita dapat belajar mengembangkan dan mematangkan hati yang siap memberi dan berbagi dan bukan yang hanya mengutamakan kepentingan sendiri.
(tt)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.