Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. (Ibr. 6:15)
Masa kampanye pemilu adalah masa parade janji. Pada masa itu, para politikus menjanjikan berbagai hal kepada masyarakat. Masyarakat yang kritis, tentu mencatat atau mengingat janji- janji tersebut, dan menantikan pemenuhannya. Sebagian politisi ada yang memenuhi janjinya, namun ada juga yang tidak. Ada masyarakat yang sabar menantikan dipenuhinya janji tersebut, namun ada juga yang tidak.
Berbeda dengan para politikus yang kadang mengingkari janji, Allah, ketika Ia berjanji pasti akan menepati. Lalu, sikap seperti apa yang harus dimiliki dalam menantikan janji Allah? Bersabar. Sikap itu jugalah yang dimiliki dan ditunjukkan oleh Abraham ketika menantikan janji Allah. Demikian dikatakan penulis surat Ibrani. Oleh karena kesabarannya dan kesediaannya untuk berproses dalam penantian itu, Abraham akhirnya, menerima janji Allah. Sikap dan tindakan Abraham ini dikenal sebagai pengharapan. Pengharapan ini timbul karena keyakinan bahwa Allah akan menggenapi janji-Nya.
Hal yang sama berlaku bagi kita. Kita bersabar dalam menantikan hasil pekerjaan atau pelayanan yang kita lakukan. Kita bersabar menjalani prosesnya, betapapun sulitnya, dan memercayai bahwa Allah setia menyertai dan menolong kita dalam proses itu. Dalam keyakinan dan pengharapan akan pertolongan Allah, kita terus berusaha dan berjuang hingga kita menerima hasil; kita bertekun dan bersabar hingga akhir. [Pdt. Hobert V.G. Ospara]
DOA:
Ya Allah, tolonglah kami untuk tekun berpengharapan dan bersabar dalam menantikan janji-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 75; Ayb. 41:1-11; Ibr. 6:13-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.