Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa?” (Mrk. 11:17)
Ada dua versi kisah penyucian Bait Allah oleh Yesus dalam Perjanjian Baru. Yang pertama ialah versi Injil-Injil Sinoptik yang menempatkan kisah ini pada bagian akhir hidup Yesus. Menurut versi pertama ini, tindakan Yesus yang menyucikan Bait Allah telah memicu para pemuka agama Yahudi untuk membunuh Dia. Versi yang kedua, Injil Yohanes, menempatkan kisah ini pada bagian awal hidup Yesus. Antara kedua versi ini ada perbedaan yang cukup besar. Contohnya, ucapan Yesus tentang rumah doa tidak disebutkan dalam Injil Yohanes.
Mengapa para pemuka agama itu marah pada Yesus? Ada dua alasan. Pertama, Yesus menyebutkan Bait Allah sudah menjadi sarang penyamun. Tuduhan ini membongkar praktik kotor di Bait Allah, yaitu bisnis tukar-menukar uang dan penjualan hewan kurban, yang juga dinikmati oleh para tokoh agama itu. Kedua, sebutan rumah doa bagi segala bangsa. Umat Yahudi merasa dirinya sebagai “umat pilihan Allah.” Ketika Bait Allah disebut sebagai “rumah doa bagi segala bangsa,” maka status istimewa umat Yahudi menjadi runtuh dan lenyap. Di mata Yesus, umat Israel bukan lagi umat Allah yang istimewa. Sebab, Allah telah membuka pintu keselamatan selebar-lebarnya bagi segala bangsa.
Karya keselamatan Yesus tidak lagi dibatasi hanya untuk keturunan Abraham saja. Siapa pun yang sudah dibaptis dalam Kristus, sudah menjadi anak Allah karena iman dalam Kristus! [Pdt. (Em.) Ferdinand Suleeman]
REFLEKSI:
Dalam Yesus semua orang menjadi saudara sebagai anak-anak Allah.
Ayat Pendukung: Mzm. 84; Ezr. 6:1-16; Mrk. 11:15-19
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.