Bersaksi (Marturia) adalah salah satu tugas Gereja – Orang-orang percaya yang tidak mudah. Menjadi saksi merupakan persoalan yang pelik. Lebih dari menjadi saksi dalam pengadilan. Karena bersaksi bukan sekedar kata-kata tetapi gaya hidup.
Dalam bersaksi kita tidak perlu takut ditolak atau tidak dipercayai oleh orang lain. Karena tugas kita bersaksi tentang apa yang benar. Yang telah kita dengar dan terima dari Tuhan. Roh Kudus telah memberi kita kuasa untuk bersaksi. Namun ketika kita melaksanakannya kita menyadari akan ketidak mampuan hidup sesuai panggilan ilahi. Realitas ini membuat Paulus dari balik tahanan mengingatkan Timotius agar tidak takut menjadi seorang Pemberita Injil (saksi). Meskipun Timotius diperhadapkan pada hambatan-hambatan :
Faktor Internal: masih muda dan belum berpengalaman ( I Tim 4:12), Pemalu (introvert), kurang percaya diri (I kor 16:10), dan sakit-sakitan, khususnya gangguan perut (I Tim 5:23),
Faktor Eksternal: kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja (kaisar Nero berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma) dan adanya guru-guru palsu di dalam gereja.
Sebesar dan seberat apapun kelemahan diri dan hambatan kita, tidak dapat membatalkan Tugas Panggilan Gereja “Bersaksi”. Karena Roh Kudus telah dicurahkan agar Gereja efektif bersaksi. Seperti nasehat Paulus kepada Timotius :
“Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan,
melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban”.
LS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.