… jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia … akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu ….(Rm. 8:11)
Pernah mendengar ungkapan “Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf”? Ungkapan ini mau mengatakan bahwa manusia dalam kerapuhannya tidak bebas dari kesalahan. Menyadari bahwa manusia mudah melakukan kesalahan adalah penting. Hal itu menjadi pengingat agar kita berhati-hati dalam menjalani hidup. Pada saat yang sama, manusia pun bergumul bagaimana dapat luput dari konsekuensi (hukuman), akibat kesalahan yang ia perbuat. Ketidakpastian akan hal ini, bisa jadi dapat menimbulkan keputusasaan. Lalu, apa yang harus dilakukan?
Pergumulan ini dijawab oleh rasul Paulus. Ia mengatakan bahwa benar, setiap orang telah jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (3:23). Konsekuensinya adalah maut. Tetapi, syukur kepada Allah. Ia telah menyelamatkan kita melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Segala hukuman yang seharusnya kita tanggung, Ia tanggungkan kepada Yesus Kristus (8:3). Hukuman dosa yang harus kita terima, ditanggung dan dibayar lunas oleh Yesus Kristus. Kita beroleh kasih karunia Allah. Kita tidak mengalami penghukuman karena Kristus telah berkorban bagi kita.
Pengorbanan Kristus menebus kita, menjadikan kita orang- orang merdeka. Kita bukan lagi hamba dosa; tidak lagi tunduk pada kemauan dosa. Sekarang kita menjadi milik Kristus; hamba Kristus. Sebagai milik Kristus, kita hidup bagi Kristus; kita memberi hidup dipimpin dan dikuasai oleh Roh Allah. Dalam kuasa dan pimpinan Roh Allah, kita mengalami dan menjalani kehidupan yang baru, yakni hidup yang seturut kehendak Allah. [Pdt. Hobert V.G. Ospara]
DOA:
Mampukanlah kami untuk mensyukuri dan menjalani hidup yang Engkau selamatkan ya, Allah. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 26; Ayb. 4:1-21; Rm. 8:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.