Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” (1Kor. 1:31)
Kita telah diingatkan bahwa menjadi orang Kristen yang sudah menerima anugerah keselamatan di dalam Yesus dan dipercaya untuk menjadi pemberita kabar baik adalah hal yang sungguh luar biasa. Saat yang sama, ada risiko yang harus siap untuk ditanggung oleh setiap orang Kristen yaitu memikul salib.
Memikul salib berarti bersedia untuk menanggung risiko: ditolak, tidak dipercaya orang lain, dianggap sebagai kebodohan, dipandang hina, dimusuhi bahkan disiksa sampai dibunuh. Dalam kesadaran itulah penulis Surat Korintus mengingatkan para pembacanya saat itu, dan tentu saja bagi para pembaca saat ini, agar sungguh-sungguh memahami panggilannya. Salib tidak pernah dapat dipakai sebagai simbol kemegahan. Sebaliknya, salib adalah simbol semua kerendahan. Hal ini tentu saja tidak mudah sebab bertentangan dengan prinsip yang dikedepankan oleh dunia pada umumnya yaitu kemegahan. Banyak orang berjuang untuk dapat memiliki berbagai kemegahan dalam hidup. Tidak heran bahwa ada orang-orang yang bersedia untuk melakukan apa saja demi meraih kemegahan itu. Namun, tidak demikian halnya dengan orang Kristen.
Penggunaan salib sebagai simbol keselamatan dari Yesus bagi umat bukanlah hal yang kebetulan. Itu semua untuk mengingatkan bahwa keselamatan adalah anugerah. Karena itu, tak ada satu pun manusia yang dapat memegahkan dirinya. Satu-satunya kesempatan memegahkan diri hanya di dalam Tuhan. Ini risikonya. [Jan Calvin Pindo]
DOA:
Tuhan, terima kasih karena Engkau mengingatkan kami untuk tetap rendah hati dalam menerima anugerah keselamatan-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 59; 2Raj. 9:1-13; 1Kor. 1:18-31
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.