Sosok nabi Elia adalah seorang yang dipilih oleh Tuhan dan diutus untuk menyampaikan Firman-Nya. Pemilihan ini ada dalam rancangan dan kehendak Tuhan terkait dengan suatu misi tertentu. Disebut rancangan, karena Elia masih mempunyai kebebasan untuk menanggapi dengan tetap berada dalam “comfort zone” dalam hal ini tempat persembunyiannya atau, keluar dari itu, diutus dan mengikuti kehendak Allah untuk mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.
Demikian juga Rasul Paulus mengingatkan pada jemaat di Roma pada tugas panggilan dan pengutusan untuk memberitakan kabar baik pada orang-orang di sekitarnya.
Sosok Sadrakh sebagai seorang kyai adalah seorang yang sudah dikenal sebagai panutan bagi para muridnya dan mempunyai pengaruh yang luas di tengah masyarakat. Perjumpaannya dengan Tuhan telah mendorong dirinya untuk kembali ke jalannya sebagai seorang pembawa kabar baik bagi banyak orang, namun bukan lagi seperti yang ia pikirkan sendiri melainkan seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Menanggapi panggilan ini bukanlah suatu hal yang mudah karena ia sudah mengakar pada suatu kepercayaan dan budaya tertentu.
Tantangan paling sulit yang dihadapinya adalah kabar keselamatan yang ia terima terbungkus dalam budaya kolonialis yang sulit diterima oleh masyarakat pada masa itu. Dalam memenuhi kehendak Allah untuk memberitakan keselamatan, ia bersikeras menggunakan budaya setempat agar dapat diterima dan dipahami dengan baik.
Gereja Tuhan pada saat ini juga terpanggil untuk memberitakan kabar baik pada masyarakat di sekitarnya. Tantangan yang sama juga kita hadapi, bagaimana kita mampu memanfaatkan budaya setempat agar berita keselamatan dari Tuhan dapat dipahami.
(TT)
1 Comment
YOHannisTAMmu
Agustus 13, 2011 - 8:12 amMantap pak pendeta ….. GBU