“Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu ….” (Kej. 12:1)
Jika ada teman yang mengajak Anda pergi, tetapi dia tidak menyebutkan mau pergi ke mana, apakah Anda akan ikut? Rasanya tidak akan ikut, bukan? Kita akan memastikan terlebih dahulu ke mana teman itu akan mengajak kita. Dengan adanya tujuan, maka kita dapat membayangkan perjalanan seperti apa yang akan kita tempuh. Juga apa yang akan kita lakukan setibanya di sana. Jika belum tahu ke mana perginya, mungkin kita menjadi ragu atau malas untuk ikut.
“Pergilah…” firman Tuhan kepada Abram (ay. 1). Ke mana? Tuhan tidak menjelaskan secara rinci. Tidak ada petunjuk ke negeri mana dan berapa lama. Tuhan hanya berfirman agar Abram pergi ke luar negeri. Keluar dari zona nyaman, lingkungan dan keluarganya. Dalam perjalanan, Tuhan akan menunjukkan negeri tujuannya. Tuhan ingin Abram taat meskipun perjalanan itu menuju negeri antah berantah. Walau demikian, perjalanan itu adalah perjalanan bersama dengan Tuhan, bukan perjalanan asal jalan. Tuhan memberikan tujuan besar: memiliki negeri, menjadi bangsa yang besar, dan diberkati. Tujuan ini jauh lebih penting daripada sekadar tujuan ke mana.
Ke mana Tuhan akan mengarahkan hidup kita? Terkadang Tuhan tidak menjelaskan secara rinci. Yang Ia berikan adalah tujuan besar bagi hidup kita. Tujuan yang membawa damai sejahtera. Dalam perjalanan hari demi hari, kita percaya, Tuhan bersama kita dan Dia membawa kita kepada tujuan yang membahagiakan. [Pdt. Novita Sutanto]
REFLEKSI:
Menjadi penting untuk peka mendengar firman Tuhan yang membawa kita keluar dari zona nyaman.
Ayat Pendukung: Mzm. 31:1-5, 15-16; Kej. 12:1-3; Kis. 6:8-15
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.