“Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” (Yoh. 3:36)
Dalam kehidupan ini terkadang kita menyukai seseorang sampai pada tahap kita bisa percaya pada orang tersebut. Namun, itu tidak otomatis berarti kita bersedia melakukan apa pun juga yang diminta orang tersebut. Di sekolah, kita bisa saja punya guru favorit; di gereja, kita mungkin punya pendeta favorit. Namun, rasa suka dalam diri kita pada guru atau pendeta tersebut tidak otomatis membuat kita selalu menaati mereka.
Itulah masalah yang disampaikan Yohanes Pembaptis dalam bacaan hari ini. Menanggapi murid-muridnya yang tidak menyukai kehadiran Yesus, karena dianggap telah merenggut popularitas guru mereka, Yohanes Pembaptis menasihatkan supaya murid-muridnya percaya pada Yesus. Sebab, hanya mereka yang percaya kepada Yesus yang akan memperoleh hidup kekal.
Menarik. Lawan kata dari orang-orang yang percaya bukanlah orang-orang yang tidak percaya, tetapi orang-orang yang tidak taat. Percaya kepada Yesus tidak semata-mata berarti percaya pada sosok Yesus. Yang tidak kalah penting adalah menaati apa yang diajarkan Yesus karena itulah sesungguhnya jalan, dan kebenaran, dan hidup. Percuma jika kita hanya percaya kepada Yesus, tetapi tidak menaati ajaran-Nya. Sebab, hanya orang-orang yang percaya dan juga menaati ajaran Yesus yang bisa memperoleh hidup kekal. Kata “beroleh hidup yang kekal” dalam bahasa aslinya tidak berarti kita baru bisa memperolehnya nanti, melainkan kita bisa memperolehnya mulai dari sekarang. [Pdt. Paulus Sugeng Widjaja, MAPS, Ph.D.]
DOA:
Ya Tuhan Sang Anak, mampukan kami untuk tidak hanya percaya kepada-Mu, tetapi juga menaati ajaran-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 80:2-8, 18-20; 2Sam. 7:23-29; Yoh. 3:31-36
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.