Kisah “Orang Samaria yang murah hati” ini sangatlah terkenal. Setelah berkisah, Yesus bertanya kepada ahli Taurat yang mendengar-Nya, “Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” (ay. 36). Dan orang itu menjawab, “Orang yang menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Tidak secara eksplisit disebutkan bahwa yang dimaksud adalah orang Samaria itu. Kita sudah terlalu sering mendengar bahwa yang dimaksud dengan “ketiga orang” itu adalah 1) imam, 2) orang Lewi, dan 3) orang Samaria. Namun, bagaimana jika kita mengubah perspektif kita. Ketiga orang itu adalah: 1) imam dan orang Lewi, 2) orang Samaria, dan 3) pemilik rumah penginapan.
Jika benar demikian, menjadi makin jelaslah pesannya. Baik imam dan orang Lewi kita masukkan saja ke dalam satu kategori, sebab yang mereka “lakukan” sama persis, yaitu tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya “melewatinya dari seberang jalan” (ay. 31 & 32). Jadi, dua orang lainnya adalah orang Samaria dan pemilik rumah penginapan. Yang satu menjumpai orang yang malang di pinggir jalan, yang lain membuka rumahnya untuk menampung orang yang sama. Yang satu pergi keluar, yang lain mengizinkan yang di luar masuk.
Kisah ini adalah satu dari sedikit kisah favorit Paus Fransiskus. Sangat sering beliau berefleksi atas kisah ini. Dan selalu, baginya, orang Samaria itu adalah personifikasi Kristus, sementara pemilik rumah penginapan itu adalah Gereja. “Ia adalah Gereja, komunitas Kristen—ia adalah kita—kepada siapa setiap hari Tuhan mempercayakan mereka yang menderita dalam tubuh dan roh, sehingga kita dapat mencurahkan seluruh belas kasihan dan keselamatan kepada mereka tanpa batas.” Pesannya jelas: “Perbuatlah demikian!” (ay. 37).
ja
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.