Yesus memasuki Yerusalem dengan kesadarannya akan jalan sengsara-Nya, menyambut sengsara itu dengan tangan terbuka. Kesaksian penulis injil Markus, menunjukan bagaimana Yesus menyembut sengsara-Nya dengan menyuruh kedua orang muridnya untuk melepaskah seekor keledai muda (ay.2). Keledai inilah yang akan la tunggangi untuk masuk ke Yerusalem. Seakan Yesus ingin menunjukan nubuatan Nabi Zakharia bahwa Mesias yang lemah lembut akan datang mengendarai seekor keledai (Zakharia 9:9). Yesus menunjukan bahwa la adalah pemimpin yang datang dengan lemah lembut tidak menunggangi kereta perang, penuh kegagahan, yang seakan ingin mengancam pemerintahan Romawi dengan kekuatan politis, melainkan keledai (hewan yang sangat dekat dengan orang Yahudi, yang digunakan mengangkut barang dengan beban yang berat).
Atas perintah Yesus, para murid kemudian melepaskan keledai itu, mengalaskanya dengan pakaian mereka, dan kemudian Yesus naik keatasnya. Pakaian yang dilepas untuk mengalasi keledai, adalah sebuah bentuk penghormatan yang luar biasa dari para murid kepada Yesus. Penghormatan pada Yesus tidak berhenti hanya sampai di situ saja, ketika Yesus masuk ke Yerusalem, banyak orang menghamparkan pakaiannya di jalan, dan ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau (ay.8): hal ini merupakan cara orang-orang Yahudi menyambut dan menghormati seorang yang terkenal.
Banyak orang yang kemudian berjalan di depan dan mengikuti dari belakang berseru “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan”. Seruan “Hosana” berkaitan dengan hari Raya Pondok Daun, karena kata ini merupakan penekanan dari kata “selamatkanlah kami”. Rangkaian kata ini erat dengan Mazmur 118:25 yang sering kali digunakan oleh orang Yahudi sebagai nyanyian yang dilantunkan pada Hari Raya Pondok Daun, sembari semua lelaki (muda dan dewasa) melambai-lambaikan daun palem. Sehingga kata Hosana adalah ungkapan yang penuh dengan suka cita, Meski kata Hosana adalah ungkapan permohonan, namun ungkapan ini sering dipakai sebagai seruan pujian bagi Allah. Dalam tradisi Israel ada Hari Pondok Daun (Bahasa Ibrani : mmoor ,ni30sukkot), merupakan sebuah perayaan pengucapan syukur bagi Israel atas hasil panen selama tujuh hari berturut-turut. Pada hari raya ini biasanya orang Israel menggunakan daun-daun palem di Bait Allah
Dari bagaimana Yesus diperlakukan, kita dapat melihat bahwa Yesus memiliki pengikut yang begitu banyak dan menghormati-Nya. Sehingga dengan mudah, Yesus dapat melakukan gerakan bawah tanah yang menyerang kembali Pemerintahan Romawi kala itu. Namun bukan jalan itu yang la pilih, bukan jalan yang kebanyakan manusia bayangkan, melainkan dengan rendah hati la tetap menjalankan kehendak Bapa-Nya, menjalankan perjalanan sengsara dan memikul salib. Inilah tindakan kenosis atau pengosongan diri, mengosongkan diri dari kehendak atau keinginan sendiri dan sepenuhnya menerima kehendak Sang Bapa.
Kiranya Allah memampukan kita untuk meneladani-Nya. Amin
ASC
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.