“Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: la adaiah ahli waris, mari kita bunuh dia (Mat. 21:38)
Matius 21:45 menyebutkan reaksi para imam kepala dan orang Farisi terhadap perumpamaan Yesus, yaitu: “Mereka mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya.” Sebab, dalam perumpamaan itu Yesus berkata tentang para penggarap anggur yang menganiaya dan membunuh para hamba yang diutus oleh tuannya. Bahkan, mereka juga membunuh anak dari tuan pemilik anggur itu.
Maksud dari “para hamba yang diutus pemilik kebun anggur” itu adalah para nabi Allah. Sedangkan, arti “anak pemilik kebun anggur” adalah diri Yesus sendiri. Para imam kepala dan orang Farisi kelak akan menyalibkan Yesus. Akibatnya, Allah selaku pemilik kebun anggur menghukum para hamba yang jahat dan menyerahkan kebun anggur itu kepada “penggarap-penggarap lain” (Mat. 21:41). Penolakan kepada Kristus membawa dampak yang destruktif dalam sejarah kehidupan umat Israel. Pada tahun 70 kota Yerusalem dikepung dan dihancurkan oleh kekuatan Kerajaan Romawi. Sejak itu umat Israel menjadi diaspora di seluruh dunia.
Penolakan kepada Kristus bukan sekadar dalam bentuk pengakuan iman, melainkan utamanya melalui perilaku kita yang jahat. Saat mata batin kita buta dengan menganiaya dan memeras sesama sesungguhnya kita telah menjadi para penggarap kebun anggur yang jahat. Allah adalah Sang Pemilik kebun anggur, dan kita hanya sebagai penatalayan-Nya. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
DOA:
Allah Yang Mahabaik, jadikanlah kami sebagai penatalayan yang bertanggung jawab sehingga kami tidak merebut hak waris sesama. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 5:1-7; Mzm. 80:8-16; Flp. 3:4b-14; Mat. 21:33-46
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.