“Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara ….” (1Raj. 3:9)
Dunia yang cenderung menetapkan standar kesuksesan, kepintaran, mengakibatkan banyak orang terjebak dalam pertarungan kompetisi. Ketika orangtua dikaruniai anak-anak, masing-masing orangtua berlomba-lomba memberikan pendidikan yang terbaik. Ketika orangtua terjebak dalam pertarungan kompetisi, anak-anak dibentuk menjadi manusia yang harus unggul di semua bidang. Anak yang satu diperbandingkan dengan anak yang lain. Anak-anak pun tumbuh menjadi manusia yang selalu berkompetisi, saling mengalahkan.
Melalui 1 Raja-raja 3:5-14, kita becermin dari Salomo. Salomo diberi kepercayaan menjadi raja. Salomo sebagai anak Daud, diberikan keleluasaan belajar, akses kepada bermacam perangkat ilmu pengetahuan dan hukum yang memungkinkan Salomo dapat melakukan tugas sebagai raja. Namun, Salomo menyadari bahwa seluruh ilmu pengetahuan dan perangkat hukum tidaklah cukup. Ada hal lain yang sangat penting dan menjadi prioritas dalam menjalani tugas tanggung jawabnya. Salomo meminta hati yang faham menimbang perkara.
Manusia terkadang terus mengejar pengetahuan, tetapi luput mengasah hati yang lembut; hati yang dapat membangun persahabatan tanpa perlu khawatir dengan kompetisi saling mengalahkan satu dengan yang lain. Pengetahuan, kompetensi tiada bermakna tanpa disertai hati yang berpaut kepada Tuhan. [Pdt. Santy Manurung]
DOA:
Ya Tuhan, berikanlah kepada kami hati yang lembut sehingga kami tidak kehilangan kemanusiaan. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 147:12-20; 1Raj. 3:5-14; Yoh. 8:12-19
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
Poedjosekti
Desember 31, 2021 - 8:06 amRenungan ini memberikan kekuatan/pencerahan.
Tuhan berkati pelayanan ini