Pemberitaan apa yang menurut Saudara paling heboh akhir-akhir ini? Vaksin? Varian baru Covid 19? Atau berita tentang KLB Partai Demokrat? Pemberitaan yang menghebohkan adalah pemberitaan yang tidak diduga sebelumnya. Sesuatu yang diluar bayangan maupun harapan kebanyakan orang. Pemberitaan semacam ini bisa melahirkan berbagai respon. Kebingungan, kemarahan, kekecewaan, ketakutan ataupun respon lainnya. Hal ini lah yang terjadi pada para murid Yesus maupun orang lain yang saat itu mendengarkan pemberitaan mengenai penderitaan yang akan Yesus alami.
Kala itu, menjelang hari Paska, banyak orang yang datang ke Yerusalem dengan tujuan mengikuti ibadah di Bait Allah. Bukan hanya orang Yahudi, orang Yunani pun dikisahkan ada yang turut datang ke Bait Allah. Dijelaskan di sana bahwa mereka ingin bertemu dengan Yesus. Apa yang membuat mereka ingin bertemu Yesus? Di kota suci ini, mereka nampaknya mendengar berita mengenai apa yang Yesus lakukan dan ajarkan. Tidak menutup kemungkinan, mereka juga mendengar kejadian Yesus yang menyucikan bait Allah dengan mengusir para pedagang. Saat itu, mereka tidak langsung bertemu Yesus, melainkan Filipus dan meminta Filipus memperkenalkan mereka kepada Yesus. Bukannya langsung menghampiri Yesus, Filipus nampaknya berdiskusi terlebih dahulu dengan Andreas, lalu keduanya pergi menjumpai Yesus.
Ada beberapa definisi orang Yunani dalam kitab Perjanjian Baru. Mereka yang memang secara etnisitas merupakan orang Yunani, atau mereka adalah orang Yahudi yang berbahasa dan menghidupi budaya Yunani. Nampaknya, orang Yunani dalam kisah ini adalah kelompok orang yang pertama. Mereka benar-benar etnis Yunani yang dalam perjalanannya, ada pula yang memutuskan untuk menjadi pengikut Yesus. Siapa sebenarnya Yesus itu? Mengapa la disalib? Dan bagaiana peristiwa penyaliban itu menjadi penyelamatan bagi semua manusia? Itu lah pertanyaan-pertanyaan yang sedang mereka gumuli dan coba cari tahu.
Pemberitaan mengenai penderitaan dan kematian Yesus merupakan hal yang besar bagi mereka yang mengikut Dia. Bahkan, Paulus secara gamblang menyatakan dalam 1 Kor 1:23-24 “…kami memberitakan Kristus yang disalibkan: Untuk orang Yahudi sebuah batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi adalah kebodohan, tapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi dan bukan orang Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah”. Jika percakapan dengan Nikodemus sebelumnya adalah penggambaran mengenai persoalan yang dihadapi orang Yahudi, maka kisah hari ini menggambarkan pergumulan yang dihadapi dengan orang Yunani.
Jika Saudara mengingat tindakan yang Yesus lakukan ketika menyucikan Bait Allah, Yesus menyatakan bahwa Bait Allah yang diruntuhkan dapat dibangun kembali dalam tiga hari. Tentu hal ini mengundang gelak tawa dan cemooh dari mereka yang mengetahui bagaimana proses panjang yang dibutuhkan untuk membangung Bait Allah. Namun ada hal menarik dan tersembunyi dari pernyataan Yesus kala itu. la ingin menyatakan pula bahwa runtuhnya tembok pemisah di Bait Suci menyimbolkan runtuhnya sekat batas ke-Yahudi-an. Selaras dengan yang dipersaksikan oleh Yesaya dalam pasal 56: “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa?” Orang-orang Yunani ini lah salah satunya.
Uraian singkat di atas adalah latar belakang dan pergumulan yang dihadapi orang Yahudi dan Non-Yahudi pada masa itu ketika berjumpa dengan Yesus. Dengan semua pertanyaan dan teka-teki di kepala, mereka berupaya menemukan jawab dari Yesus. Yesus pun memberikan penjelasan meski tidak ada pertanyaan kongkrit yang dilontarkan. Dari semua penjelasan Yesus yang panjang itu, seluruh pemberitaan mengenai apa yang akan la hadapi, ada beberapa poin penting.
Saatnya sudah tiba. Pesan ini jelas bagi kita, namun penuh tanda tanya bagi para murid dan pendengar-Nya. Saat apa yang Yesus maksud? Seperti apa hal itu akan terjadi? Apa yang perlu mereka lakukan? Dan segudang pertanyaan lainnya. Yesus kemudian memberikan perumpamaan biji yang jatuh ke tanah dan ‘mati1. Biji itu tampak mati, tetapi sesungguhnya ia justru tumbuh dan berbuah banyak.
Mengikut-Nya. Sangat mudah dibuat kagum oleh Yesus dengan segala karisma, pengajaran, dan pelayanan-Nya. Mukjizat demi mukjizat menunjukkan bahwa Yesus sungguh sepenuh-penuhnya manusia dan sepenuh-penuhnya Allah. Namun menjadi pengagum bukanlah apa yang Yesus inginkan. la tidak hadir di tengah dunia untuk mendapatkan banyak orang yang memuji tindakan -Nya. Tetapi la hadir untuk menyatakan Kerajaan Allah. Untuk itu, bukan pengagum lah yang la harapkan, tetapi pengikut. Orang yang mengikut Dia bukan hanya agar mendapat mukjizat, tetapi mereka mengikut Dia untuk turut meneladani dan melakukan apa yang la lakukan, termasuk jika hal itu membawa mereka pada penderitaan sekalipun. Itu lah yang menjadi penegasan Yesus ketika la menyampaikan pemberitaan mengenai penderitaan-Nya.
Selalu ada makna dalam setiap peristiwa, termasuk peristiwa pemberitaan mengenai penderitaan-Nya. Tangkaplah makna itu, teguhkanlah hati untuk mengikut-Nya, bukan saja mengagumi-Nya.
Tuhan memampukan kita. Amin.
ASC
#RenunganWartaPP5 #Pemberitaan
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.