Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?” (Mat. 9:4)
“Kok, begitu ya komentarnya? Kapok deh, lain kali tidak mau lagi!” kata seorang anggota panitia dalam sebuah rapat. Merasa kapok setelah melakukan pelayanan, mungkin pernah dialami sebagian kita. Bagaimana tidak, terkadang setelah semua yang kita lakukan, bukan ucapan “terima kasih” yang kita dapatkan, melainkan kritik dan berbagai penilaian yang sering kita rasakan melemahkan.
Sebaik apa pun kita melakukan sebuah pelayanan, selalu ada bagian yang bisa dicela, karena memang kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Dalam pelayanan-Nya, Tuhan Yesus pun mengalami hal yang sama. Tidak semua orang yang melihat pelayanan-Nya, mau menerima Dia dan percaya pada- Nya. Ada orang-orang yang ragu bahwa ada kebaikan Allah dalam setiap pekerjaan baik yang dilakukan-Nya. Karena itu, mereka terus berusaha mencari celah untuk menjatuhkan Dia. Mereka ingin agar Ia berhenti melakukan pekerjaan pelayanan- Nya. Bagaimana Tuhan Yesus menghadapi semua itu? Ia tetap melakukan apa yang Bapa kehendaki Ia lakukan bagi dunia. Kritik dan penilaian yang jahat, tidak membuat-Nya berhenti mengerjakan pekerjaan Bapa-Nya.
Jadi, bolehkah komentar atau penilaian yang jahat memengaruhi semangat pelayanan kita? Tidak. Jangan berhenti melakukan pelayanan yang Allah percayakan hanya karena sebuah komentar atau penilaian. Lakukan saja yang terbaik, yang dapat kita lakukan bagi Allah! [Pdt. Lie Nah]
DOA:
Tuhan, tolong kami untuk fokus melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan bagi-Mu dalam setiap pelayanan kami. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 25:1-10; Mzm. 32; Mat. 9:2-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.