Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Kristus Yesus, Tuhan kita. (2Pet. 1:8)
Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik. Bila pohon itu terkena hama, maka buah pohon itu pun akan terganggu. Kualitas pohon buah dapat dilihat dari kualitas buahnya.
Yakobus mengingatkan kita bahwa mengikuti Kristus tidaklah main-main. Yang mengikuti-Nya perlu melakukannya dengan kesungguhan hati. Kita perlu bertumbuh dan berbuah, dan mengalami semuanya di dalam pengenalan akan Kristus. Perlu disadari bahwa iIlah-ilah zaman, budaya, gaya hidup dapat menggoda kita untuk menjadi murid Tuhan yang kurang memperhatikan arti bertumbuh di dalam Kristus, berbuah di dalam-Nya dan mengenal-Nya lebih dalam. Namun, menjadi murid Kristus bukan berarti menolak perkembangan zaman dan/atau anti teknologi, melainkan menjaga agar di tengah perubahan dan perkembangan zaman ini, ciri sebagai murid Kristus dalam diri setiap murid-Nya tak memudar. Kita menjaga hidup begitu rupa; menjaga batin dan integritas kita sebagai murid Tuhan, karena itulah panggilan Allah bagi kita.
Tak bisa kita menjadi murid Kristus hanya pada hari Minggu saja, melainkan setiap hari kita menjadi murid-Nya. Melayani Dia tidak hanya di dalam gereja saja, di dalam pekerjaan kita pun, kita melayani Dia. Tempat kerja kita atau perkakas kerja kita adalah ‘altar’ di mana kita bertemu dengan Allah. Di ‘zaman now,’ bertumbuh dan berbuah sebagai murid Tuhan adalah kisah yang terus dibuat oleh setiap kita.
Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik. Bila pohon itu terkena hama, maka buah pohon itu pun akan terganggu. Kualitas pohon buah dapat dilihat dari kualitas buahnya.
Yakobus mengingatkan kita bahwa mengikuti Kristus tidaklah main-main. Yang mengikuti-Nya perlu melakukannya dengan kesungguhan hati. Kita perlu bertumbuh dan berbuah, dan mengalami semuanya di dalam pengenalan akan Kristus. Perlu disadari bahwa iIlah-ilah zaman, budaya, gaya hidup dapat menggoda kita untuk menjadi murid Tuhan yang kurang memperhatikan arti bertumbuh di dalam Kristus, berbuah di dalam-Nya dan mengenal-Nya lebih dalam. Namun, menjadi murid Kristus bukan berarti menolak perkembangan zaman dan/atau anti teknologi, melainkan menjaga agar di tengah perubahan dan perkembangan zaman ini, ciri sebagai murid Kristus dalam diri setiap murid-Nya tak memudar. Kita menjaga hidup begitu rupa; menjaga batin dan integritas kita sebagai murid Tuhan, karena itulah panggilan Allah bagi kita.
Tak bisa kita menjadi murid Kristus hanya pada hari Minggu saja, melainkan setiap hari kita menjadi murid-Nya. Melayani Dia tidak hanya di dalam gereja saja, di dalam pekerjaan kita pun, kita melayani Dia. Tempat kerja kita atau perkakas kerja kita adalah ‘altar’ di mana kita bertemu dengan Allah. Di ‘zaman now,’ bertumbuh dan berbuah sebagai murid Tuhan adalah kisah yang terus dibuat oleh setiap kita. (Pdt. Budiman)
REFLEKSI:
Panggilan Allah tak pernah berubah bagi setiap murid Kristus: tetap menjadi murid-murid-Nya yang berdampak.
Ayat Pendukung: Mzm. 32:1-7; Ayb. 22:21—23:17; 2Ptr. 1:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.